Ku percaya kuatnya cinta
Semua akan menjadi indah pada waktunya
Sementara si gadis manis bernyanyi, Jose dan Silvi menjadi penari latar. Mereka sangat menikmati peran ini. Terbiasa menyanyi di panggung, kini kedua anak itu ingin mencoba hal baru.
Asyiknya jadi penari latar, pikir Jose girang. Tangan dan kakinya bergerak seirama musik. Semua gerakan koreografi yang diajarkan Ayah Calvin dan Bunda Alea dipraktikkannya. Beruntung sekali Jose memiliki orang tua yang pintar koreografi. Bunda Alea belajar beberapa tarian, mulai dari Tari Giring-Giring sampai Tari Kecak. Ayah Calvin pernah membantu temannya mengajar modern dance. Selain itu, kedua orang tua Jose mantan model. Catwalk dan koreografi bukan hal asing bagi mereka.
Silvi merasa tubuhnya seringan kapas. Menari ternyata menyenangkan. Lain waktu dia akan meminta Paman Revan untuk memasukkannya ke sekolah koreografi.
Sementara itu, di backstage, Ayah Calvin tersenyum memperhatikan penampilan murid-muridnya. Mereka berbakat, pintar, dan berprestasi. Siapa yang tidak bangga?
"Calvin, kamu yakin mau menemui mereka? Tanda-tanda sakit itu bisa terbaca jelas." Bunda Alea memastikan untuk ketiga kali.
Refleks Ayah Calvin melempar pandang ke cermin. Menatap pantulan wajahnya sendiri yang begitu pucat. Bunda Alea memeluknya lembut.
"Jangan dipaksakan bila tak bisa..."
"Untuk anak-anak aku selalu bisa, Alea."
Ayah Calvin sedikit terbatuk. Tepat ketika Jose kembali ke belakang panggung.