Klik. Telepon diputus. Si pemuda cilik mengantongi iPhonenya.
Anak lelaki itu akan duduk di bangku taman. Belum sempat menghempaskan diri di sana, tubuhnya limbung nyaris jatuh. Darah segar tumpah dari rongga hidungnya. Refleks Jose berlari menghampiri anak laki-laki seumurannya. Memapahnya ke bangku taman.
"Hei, are you ok?" tanya Jose khawatir.
"I'm good."
"Nosebleed..."
Putra Ayah Calvin yakin sekali jika anak yang baru dikenalnya hanya bisa Bahasa Inggris. Disodorkannya sehelai sapu tangan putih.
"For you,"
"Thanks. By the way...what's your name?"
Ditanya begitu, Jose bimbang. Dia tak suka nama aslinya disebut-sebut. Jose Gabriel Calvin, terselip nama Calvin di dalamnya. Bukan apa-apa, anak Tionghoa bermata sipit itu tidak suka dirinya disegani hanya karena menyandang nama sang ayah.
"My name is Gabriel. You?"
"I'm Ahmad Andrio Aryan. Call me Andrio."