Sebenarnya hati masih merindu
Kepadamu
Tapi sepertinya kamu baik saja (Maudy Ayunda-Masih).
Bunda Alea bermain piano. Kristal bening menggenangi kelopak mata. Memangnya hanya Jose yang digerogoti rindu?
Rindu yang menggemuruh di dada Bunda Alea menyatu dengan sedih. Sedih lantaran ia tak tahan mendengar hinaan bertubi-tubi untuk suaminya. Sekian lama menikah, ketiadaan anak biologis di antara mereka menuai protes.
Bukan, bukan Bunda Alea yang disalahkan. Tetapi suaminya. Malaikat tampan bermata sipit itu dihujat karena mandul. Lebih tepatnya infertilitas sekunder, atau kesulitan memiliki keturunan kedua.
Betapa mudahnya orang merasa diri paling benar. Ayah Calvin dan Bunda Alea yang menjalani pun tidak keberatan. Mengapa justru orang luar yang ribut?
Pelan dihapusnya air mata. Bunda Alea mulai menulis artikel tentang pilot perempuan di maskapai GIA. Sengaja ia membunuh kesedihan lewat tulisan.
Keasyikannya menulis terganggu oleh bunyi derak keras dari arah walking closet. Ditolehkannya kepala ke ruangan penuh berisi pakaian itu. Aneh, mengapa gantungan baju berjatuhan? Mengapa koleksi jas milik Ayah Calvin berhamburan?
Kursi yang didudukinya tetiba bergoyang-goyang. Susah payah Bunda Alea bangkit. Tidak, ini tidak benar. Sekejap kemudian ia tersadar.
Wanita cantik itu berlari ke kamar putranya. Ditariknya tangan Jose. Gemas hatinya melihat Jose masih sempat menyambar iPhone sebelum keluar rumah. Laptop berlogo apelnya tergeletak pasrah. Jose dan Bunda Alea tergesa menuruni tangga. Mereka berlari ke halaman.