Seorang teman pernah melayangkan komentar bernada nyinyir. Terang saja ia iri. Iri karena Bunda Alea diperlakukan layaknya pendamping hidup, bukannya pelayan.
"Ya pantaslah kamu hidup bahagia gitu. Suami kamu kan nggak terikat jam kantor, he's a boss. Nggak kerja buat orang lain, malah orang lain yang kerja sama dia. Bangun tidur sampai tidur lagi kamu tetap syantik." Begitu bunyi komentar temannya.
Tes.
Darah segar menetes ke meja marmer. Sontak lamunan Bunda Alea buyar. Ia kaget mendapati hidung Ayah Calvin berdarah.
"Calvin, are you ok?" bisik Bunda Alea panik.
"I'm good." jawab Ayah Calvin.
"Sudahlah, Alea. Jangan mudah khawatir..."
Plush!
Sedetik berselang, Ayah Calvin memuntahkan tehnya. Sebagian air teh yang ia minum tak sengaja masuk ke hidung. Ayah Calvin terbatuk. Bunda Alea memeluk Ayah Calvin, menepuk-nepuk pelan punggungnya.
"Kau lebih sering tersedak, mudah lelah, dan...tidur 9-10 jam. Ada apa, Sayang? Kau kenapa? Apa kelainan darah di tubuhmu sedang jahat-jahatnya?" tanya Bunda Alea cemas, cemas sekali.
Tanpa menjawab, Ayah Calvin lembut melepas pelukan wanitanya. Cepat membersihkan tumpahan teh di lantai.