Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Serial Calvin, Jose, Alea] Dua Malaikat Merah

12 Juli 2019   06:00 Diperbarui: 12 Juli 2019   06:02 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teguran halus menyadarkannya. Bunda Alea tersadar. Ada beberapa butir air mata turun lagi.

"Be happy, Alea. Bentar lagi calon suamimu datang. Perlu kita prank?" tawar salah seorang tim bridesmaids.

Bunda Alea menggeleng. Tidak, jangan sampai Ayah Calvin kena prank hanya untuk urusan ini. Sudha cukup banyak kesulitannya tanpa harus diperbanyak lagi.

"Kau kenapa? Terlalu sayang sama Calvin sampai nggak mau kita kerjain?" tawa si bridesmaid bergaun soft pink.

Belum sempat Bunda Alea menjawab, keluarga mempelai pria telah tiba. Jantung Bunda Alea berdebar-debar. Gugup ditatapnya pintu masuk hotel.

Itu dia.

Langkahnya tegap. Parasnya pucat. Meski demikian, rona pucat tak mengurangi ketampanannya. Ayah Calvin benar-benar seperti malaikat. Malaikat tampan bermata sipit kesayangannya Bunda Alea.

Mereka berdua saling tatap. Dress merah bertemu tuxedo merah. Mata bening bertemu mata sipit. Wajah jelita berpadu wajah rupawan. Ayah Calvin Wan bertemu Bunda Alea Cattleya.

"Bunda...kenapa Jose nggak dipeluk? Malah liat-liatan terus sama Ayah!"

Jose setampan Ayahnya. Ia menyeruak masuk, menggelayut di lengan Bunda Alea. Bunda Alea menarik tubuh tinggi itu ke dalam pelukan. Seseorang tertawa di belakang mereka.

"Pasti kau kalah saing dari Jose, ya? Dia sudah memeluk calon istrimu duluan," goda Paman Adica.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun