Anak-anak tersentak. Senyuman Jose dan Silvi memudar. Ternyata mereka punya teman single fighter. Ms. Erika pun bungkam.
"Ya sudah, kamu boleh duduk." tukas Ms. Erika melunak.
Hati Jose iba menatap teman sebangkunya. Kulit Steven makin gelap. Kedua tangannya berminyak, kasar, dan kapalan. Ujung-ujung kukunya tersayat. Bibirnya kering dan pecah-pecah. Hidungnya melesak, seperti habis kena hantam. Jelas kalah jauh bila dibandingkan dengan hidung Jose yang mancung dan bibirnya yang bagus.
"Kamu udah sarapan?" Jose merendahkan suaranya, takut kedengaran Ms. Erika.
Steven menggeleng. Dari bawah meja, Jose memberikan dua potong cup cake.
"Nih. Makannya jangan ketahuan ya."
Wajah kurus Steven dihiasi senyuman. Dikunyahnya cup cake berlapis krim keju itu sepelan mungkin.
Beberapa anak menyadari apa yang dilakukan Jose. Silvi dan Sharon memilih diam. Sebaliknya, Adi berteriak keras-keras.
"Miss, Jose kasih kue buat Steven! Steven makan di kelas, bikin kotor meja!"
Kemarahan Ms. Erika mendidih. Dia benci pelanggar peraturan. Dihampirinya meja Steven dengan wajah murka.
"Keluar! Jangan ikut sisa pelajaran!" gertaknya.