Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Minggu Kelam, Isu Tak Populer, dan Novelet

16 Juni 2019   06:00 Diperbarui: 16 Juni 2019   06:17 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wow, artikel cantik Young Lady tentang dua event menulis ditanggapi! Ini tanggapannya.

Terima Kasih untuk Artikel Young Lady Cantik Maurin

Seru juga balas-balasan komentar di sana. Nah, gitu dong. Ada sensasi dikit. Biar Kompasiana nggak tenang-tenang menghanyutkan. Dan para Kompasianer nggak usah cari aman terus. Ungkapkan saja kegelisahannya kayak Young Lady cantik. 

Dari 30 komentar, Young Lady paling suka komentar Pak Suyono. Ya, jujur saja. Cause Pak SA memuji Young Lady, "Calvin Wan", dan pak Jose sebagai Kompasianer produktif. 

Oh iya. Di artikel tentang event dua menulis itu, ada komentar penutup yang bikin hati adem dari penyelenggara event kedua. Cakeeep...

Well, minggu ini tak bisa dikatakan menyenangkan. Sebutlah ini minggu kelam. Young Lady ingin minggu ini cepat berakhir.

Pertama, "Calvin Wan" tinggal-tinggal Young Lady begitu lama. Kalau sudah ditinggal-tinggal, hmmmm...

Young Lady cantik kesepian. Ditinggal-tinggal itu tidak enak. Hari-hari tanpa "Calvin Wan" sungguh aneh. So I can't post my article. Yah gimana? Kan sudah pernah Young Lady katakan.

Kedua, ada peristiwa duka. Takkan Young Lady sebutkan spesifiknya. Tapi yang jelas, peristiwa itu membuat terguncang juga. Spirit Opa Effendi, kata-kata Pak Jose tentang irama kehidupan, Pak Tian yang bilang harus kuat, suara lembut Mbak Leya, Bunda Dinda dan kaka cantik yang selalu menemani, begitu menguatkan.

Ketiga, sedikit masalah soal editing novel. Misskomunikasi dengan editor di belakang sana. Sedikit demi sedikit coba dibenarkan. Tetapi proses yang satu ini sungguh melelahkan. Ditambah bola biru cantik yang sulit diajak bekerjasama.

Ya, itulah minggu yang kelam. Rasanya minggu ini begitu panjang. Paling aneh ya ketika momen ditinggal itu. Bicara soal ditinggal, Young Lady cantik ingin melempar isu yang tak populer karena ditinggal orang. Isu tak populer yang belum tentu jadi bahan perhatian, atau belum tentu semua orang mau membicarakannya.

Tapi...

Young Lady masih ragu. Sebab isunya bukan politik. Bukankah hanya politik yang laku di Kompasiana?

Apakah narasi medis yang dibungkus dalam alur cerita cukup menjadi magnet di Kompasiana? I'm not sure. Satu hal yang pasti: Kompasiana tidak mungkin mendekatkan Young Lady pada peluang untuk mengadaptasinya. Itu sudah jelas. Yah we knowlah.

Meski begitu, Young Lady sudah berjanji untuk memuat novelet ini ke K. Janji harus ditepati. Walau di dasar hati masih terselip sejumput keraguan.

Honestly, semangat menulis cantik di Kompasiana lumayan turun gegara satu dan lain peristiwa. Kemarin-kemarin tak pernah setengah hati...cieee, kayak lagunya Tompi. Sekarang jadi setengah hati.

So...?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun