Tamara baik sekali. Dia mau berbagi Bunda dengan Jose. Kira-kira, Ayah Calvin keberatan tidak ya?
Bel pulang berdering. Anak-anak mendesah lega. Sekolah dipulangkan lebih awal selama bulan mulia.
"Jose, ayo! Katanya mau ketemu Bunda!" Tamara berseru di depan pintu kelas.
Cepat-cepat Jose berkemas. Lalu ia menyusul Tamara. Keduanya berlari menuju gerbang.
Di depan gerbang, berderet mobil jemputan. Jose dan Tamara mengedarkan pandang ke sekeliling. Ah, itu dia.
Bunda Dinda melangkah anggun menghampiri mereka. Lengannya terentang memeluk Tamara. Hati Jose berkecamuk, antara senang dan sedih. Sepertinya menyenangkan ya, punya Bunda.
"Hei Jose Sayang...kenapa? Kok sedih?"
Pertanyaan Bunda Dinda mengalihkan perhatiannya. Ternyata Bunda Dinda tahu jika ia sedih.
"Jose nggak punya Bunda..." lirihnya.
"Oh...maaf, Bunda baru tahu. Sini Sayang, sini..."
Ini hadiah manis yang tak diduganya. Bunda Dinda mendekap Jose. Ia peluk anak yang berbakat menyanyi dan menulis novel itu dengan penuh kasih sayang. Hati Jose menghangat. Nyaman sekali ya, dipeluk wanita dewasa bernama Bunda.