Ayah, Guru, Malaikat
Jose senang sekali jika Ayah Calvin menemaninya sampai tertidur. Ayah Calvin akan memeluknya, mengecup keningnya, menyelimutinya, membacakan buku, atau menceritakan sesuatu dengan suara lembut. Peduli amat dengan reaksi teman-teman sekelasnya. Mereka tak tahu betapa Jose menyayangi Ayah Calvin.
Tapi, malam ini beda. Wajah Jose nampak kusut. Ia tak bisa tidur. Berulang kali Jose berganti posisi.
"Kenapa, Sayang? Kok cemberut gitu sih? Senyum dong..." Ayah Calvin lembut membujuk.
Anak tunggalnya diam saja. Tersenyum pun tidak. Ayah Calvin menghela nafas sabar.
"Jose masih lapar ya? Mau makan lagi? Biar Ayah suapin..." tawarnya.
Mantan ketua kelas itu menggeleng. Tidak, ia tidak lapar.
"Atau...buku yang tadi kurang bagus. Jose mau dibacain buku lain?"
"Nggak."
"Terus kenapa? Anak Ayah jangan cemberut. Ntar kalah ganteng sama Ayahnya."