Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Vihara Memeluk Tasbih

19 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 19 Mei 2019   06:11 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Borobudur (Pixabay)

Ditinggal-tinggal itu sakit. Pengalaman kehilangan tiga sahabatnya sudah cukup menggoreskan luka dalam di benak Jose. Kini, Jose hanya punya Ayah Calvin.

Rindu memenuhi rongga dadanya. Anak itu rindu Ayah Calvin. Terdorong kerinduan, Jose membuka akun blog media warga milik Ayahnya. Ayah Calvin hanya mencantumkan 'freelancer' di kolom pekerjaan. Rendah hati sekali, pikir Jose. Bisa saja Ayahnya mencantumkan lima pekerjaan lain yang pernah dilakukannya: direktur yayasan, pengusaha, relawan anak-anak berkebutuhan khusus, pengajar, dan pewara. Tetapi Ayah Calvin tak sesombong itu.

"Ayah hanya penulis lepas, Jose. Bukan siapa-siapa..." kata Ayah Calvin di suatu acara temu para blogger.

Tidak, Ayah Calvin lebih dari sekedar penulis lepas. Dia sosok istimewa.

Setelah scrolling, Jose malah makin rindu. Ayahnya meninggalkannya begitu lama. Sepotong kenangan menjatuhi jiwanya.

Saat itu, Jose masih tinggal di asrama sekolah internasional. Enam bulan berlalu sejak dirinya mengikuti pertukaran pelajar. Matanya sakit, sakit sekali. Ia menelepon Ayahnya sambil menahan sakit. Demi mendengar anak tunggalnya kesakitan, Ayah Calvin langsung menyudahi meeting dengan klien. Lalu ia mencari flight tercepat yang bisa didapatkannya. Malam itu juga, Ayah Calvin naik pesawat untuk menemui Jose. Ia bawa putra satu-satunya ke dokter mata terbaik. Ia rawat Jose di asrama sekolah internasional. Kontan anak-anak asrama merasa iri. Kepala asrama sempat ragu untuk mengizinkan Ayah Calvin mengurus anaknya selama sakit.

**   

Saat aku tertawa di atas semua

Saat aku menangisi kesedihanku

Aku ingin engkau selalu ada

Aku ingin engkau aku kenang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun