"Glorifikasi? Minoritas? Apa itu, Ayah?"
Sepertiga malam ini, Jose tak mau dibacakan buku. Ia malah meminta lanjutan diskusi tentang doa.
Hening sesaat. Ayah Calvin membaringkan tubuhnya di ranjang. Dia memeluk Jose.
"Begini, Sayang. Kebanyakan orang Indonesia menganggap orang Arab itu suci dan sempurna."
"Kenapa?"
"Mungkin karena seiman. Bagi mereka, lebih penting mendoakan yang seiman."
Aneh sekali. Jose tak setuju dengan jalan pikiran seperti itu. Tiba-tiba dia melompat berdiri. Mengabaikan kekagetan Ayahnya, Jose bergaya seperti seorang pengkhotbah di atas mimbar.
"Kalau aku jadi ustadznya, aku akan tambah doanya: Ya, Allah, jagalah saudara-saudara kami orang Tionghoa, orang Manado Borgo, orang Linggong, orang Aceh Jaya keturunan Portugis."
Ayah Calvin tersenyum bangga. Anak sekecil itu sudah tahu artinya mengasihi dalam perbedaan.
"I proud of you, My Lovely Son." ujarnya tulus.
Jose kembali menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur. Lengannya terlipat di depan dada.