Setelah Maghrib, barulah Ayahnya pulang. Ia menyapa Jose hangat. Berusaha memeluk dan menciumnya. Tapi Jose menjauh. Jelas saja Ayah Calvin kebingungan.
"Kenapa, Sayang?" tanya Ayah Calvin lembut.
Jose manyun. "Aku nggak suka ditinggal-tinggal sama Ayah!"
Tangan Ayah Calvin mendarat pelan di kepala Jose. Mengelus-elus rambut, lalu turun ke punggungnya.
"Maaf, Sayang. Tadi Ayah harus ke rumah sakit. Ayah nggak akan tinggalin Jose lagi."
"Padahal kan Jose mau cerita! Cerita kalo..."
"Kalo kamu beliin es krim coklat buat anak penyemir sepatu?"
Jose tertegun. Dari mana Ayahnya tahu?
"Tante cantik yang punya kedai es krim itu temannya Ayah. Dia cerita semuanya." jelas Ayah Calvin.
Walaupun berada jauh darinya, Ayah Calvin tetap tahu apa yang dia lakukan. Betapa besar perhatian Ayah Calvin. Betapa lembut ia menghadapi Jose. Jose beruntung memilikinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H