Telapak tangannya kini kosong. Pandangannya terhujam ke langit-langit, pelan ia berujar.
"Jika aku tidak sendirian melewati semua ini..."
Kembali rasa pedih itu datang. Kesedihan dan kesepian menyesaki dadanya. Pria tampan berjas hitam itu melarutkan kesepiannya dengan bermain piano. Mengenang sahabat bermata birunya. Ia nyanyikan lagu kesukaan Revan.
Berjanjilah wahai sahabatku
Bila kautinggalkan aku tetaplah tersenyum
Meski hati sedih dan menangis
Kuingin kau tetap tabah menghadapinya
Bila kau harus pergi meninggalkan diriku
Jangan lupakan aku
Semoga dirimu di sana