Young Lady cantik tergerak membuat tulisan cantik ini saat membaca artikel milik sahabat Kompasianer Diana Lieur. Tulisannya tentang orang yang depresi karena skripsi. Percayalah, Young Lady sama sekali tak bermaksud menghakimi/mengomentari negatif. Di sini, Young Lady hanya bercerita dan menawarkan solusi.
Skripsi membuat depresi. Well, itu kembali ke pribadi masing-masing. Apakah skripsi dianggap sebagai beban? Atau skripsi bisa dikerjakan sambil have fun? Young Lady pilih opsi kedua.
Kalian tahu nggak? Young Lady mengerjakan skripsi tak lebih dari dua minggu. Total 90 halaman, lengkap mulai dari kata pengantar hingga riwayat hidup. Judul skripsi dan isunya cukup seksi: Mata Sipit, Mata Biru, dan Pandangan Tentang Diskriminasi Nonpribumi di Kompasiana.com: Kajian Appraisal System.Â
Wow, mana ada judul skripsi kayak gitu sebelumnya? Pakai bawa-bawa mata segala. Sambil skripsian, Young Lady masih bisa ngompasiana tiap hari...as usual. Tak ada yang berubah. Masih bisa melakukan banyak hal lain di luar skripsi.
Anyway, Young Lady menyelipkan nama beberapa Kompasianer dalam lembar ucapan terima kasih. "Calvin Wan" malaikat tampan bermata sipitku tentu saja tak luput dari daftar itu.Â
Lalu Pak Tian, Opa Effendi, Dokter cantik, dokter ganteng, Prof. Apolo, Bunda Dinda, bu Hennie, bu Muthi, Pak Edy Supriatna, Ka Syifa, Kak Adica, dan beberapa nama lainnya. Yang jelas, mereka orang-orang terpilih yang tulus.
Ok, back to focus. Biar skripsi nggak jadi beban, Young Lady punya solusinya.
1. Pilih objek penelitian yang kalian suka
Nah, ini langkah paling mendasar. Mengerjakan sesuatu yang kita sukai takkan menjadi beban. Sebenci-bencinya kita sama jurusan yang diambil, coba kaitkan bidang kajian dengan objek penelitian yang disukai. Seperti Young Lady yang cinta mati sama Kompasiana, menjadikan Kompasiana sebagai objek penelitian. Tapi pendekatannya literatur. Biar penelitiannya gampang, dan nggak perlu menghadapi back officenya Kompasiana.
Jika kalian memilih objek penelitian yang disukai, kalian bisa mengerjakan skripsi sambil bersenang-senang. Anggap saja seperti selingan. Sambil mengerjakan skripsi, sambil melakukan kegiatan menyenangkan. Dengan begitu, skripsi bukanlah beban buat kalian.
2. Siapkan data jauh-jauh hari
Kendala yang sering ditemui para pejuang skripsi adalah data. Kesulitan cari datalah, kesulitan menyebar instrumen penelitianlah, dijegal sana-sinilah buat dapat data, bla bla bla. Demi mengurangi risiko terhalang saat pengerjaan skripsi, carilah data sejak jauh-jauh hari. Fyi, Young Lady cantik mencari data untuk skripsi setahun sebelumnya. Data itu dibaca, diolah, dan disimpan. Saat pengerjaan skripsi, tinggal analisis saja. Cakep, kan?
3. Konsistensi pada objek penelitian
Usahakan jangan ganti-ganti kajian dan objek penelitian. Berganti data dan objek penelitian akan membuat kalian terkesan plin-plan di mata dosen. Konsistenlah pada objek penelitian dan kajian yang sama, atau minimal sejenis. Jika kalian konsisten dan mampu mempertahankan objek penelitian, dosen akan yakin dan tak mudah membantai kalian.
4. Rajin menulis
Ini penting, guys. Jauh-jauh hari sebelum skripsi, rajinlah menulis. Menulis apa saja. Mau artikel, fiksi, atau jurnal. Biar apa coba? Biar pas skripsian nanti, kalian lebih lancar merangkai kata. Banyak orang kesusahan menulis skripsi karena tidak terbiasa menulis.
5. Perbanyak referensi jurnal internasional
Orang Indonesia itu tergila-gila sama sesuatu dari luar negeri. Tak terkecuali di dunia akademik, dosen sering kali menuntut mahasiswa update referensi jurnal internasional. Bila penelitian kalian sudah dimuat jurnal internasional, dosen takkan berkutik. Kalau penelitian Young Lady, tahun lalu sudah masuk jurnal internasional SSRN. Ditambah lagi, Young Lady punya referensi jurnal internasional lainnya. So, lancar-lancar aja.
6. Jaga hubungan baik dengan dosen
Berhubungan baik bukan berarti cari muka ya. Artinya, kalian harus sopan sama dosen. Jaga sikap, jangan bikin masalah, datang tepat waktu, dan tunjukkan prestasi. Kalau kalian punya niat baik, dosen pasti akan memudahkan kalian. Turuti saja apa kata dosen. Kalau dosen minta revisi, segera kerjakan. Jaga hubungan baik dengan dosen sejak awal perkuliahan hingga akhir masa studi.
7. Berdoa minta dimudahkan Tuhan
Semua langkah di atas, akan sia-sia saja bila tanpa bantuan spiritual. Saat skripsian begini, justru kalian harus intim-intimnya sama Tuhan. Berdoa minta dimudahkan, minta dituntun langkahnya...cieee, kayak lagunya Maher Zain. Jangan lupa berdoa sambil berusaha.
So, untuk apa menjadikan skripsi sebagai beban?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H