Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Hari Musik Nasional, Lagu Kutukan dan Lagu Keberuntungan

9 Maret 2019   06:00 Diperbarui: 9 Maret 2019   06:09 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Hari Musik Nasional ini, Young Lady cantik nggak mau bahas hal berat-berat. Young Lady nggak akan bahas manfaat musik untuk kesehatan, kecerdasan otak, atau apa pun itu. Sudah mainstream, sudah basi.

Ada hal lain yang mau Young Lady ceritakan. Apa ituuuu?

Begini loh, Kompasianer. Sudah hampir 3 tahun Young Lady memperkenalkan jenis style ala Young Lady di Kompasiana. Memadukan musik dengan karya fiksi. Di tiap cerita, selalu terselip lagu yang pas mewakili cerita itu. Lengkap dengan video dan liriknya.

Sebenarnya, jauh sebelum bergabung di Kompasiana, di beberapa buku Young Lady cantik, sudah ada style macam itu. Pernah Young Lady dikritik seorang penulis terkenal terkait penggunaan musik dalam karya fiksi. Tak tanggung-tanggung, Young Lady pernah berhadapan dengan dua penulis sekaligus. 

Kata penulis pertama, penggunaan lagu pada karya fiksi terkesan bertele-tele. Kata penulis kedua, penggunaan lagu terlalu banyak bisa mengurangi alur cerita. Helloooo, apa maksudnya coba?

Bukannya Young Lady anti kritik seperti kubu oposisi 02 itu. Tapi, Young Lady mau tetap fokus dengan style. Tak peduli para penulis hebat mau bicara apa. Yah, kayak presiden negara kitalah yang hebat. Mau difitnah, dibully, dimaki, tetap fokus sama tujuannya sebagai pemimpin.

Honestly, Young Lady kesepian. Memberi warna berbeda dalam penceritaan membuat Young Lady serasa melangkah di jalan sunyi. Tak ada yang mengerti apa maksud Young Lady. Dalam hati, sering muncul pertanyaan. Apakah Kompasianers yang membaca cerita-cerita cantik Young Lady ikut mendengarkan lagunya? Ataukah mereka hanya membaca ceritanya, tanpa menikmati lagu? Jika kemungkinan kedua terjadi, sayang sekali. 

Lagu cantik tak bisa dinikmati seiring jalannya cerita. Padahal lagu dan cerita adalah bagian tak terpisahkan. Membaca cerita cantik Young Lady tanpa menikmati lagunya, berarti ada yang tak lengkap.

Alih-alih memuaskan rasa penasaran, beberapa kali Young Lady malah beberapa kali mendapat kritikan pedas tentang fiksi. Siapa lagi kalau bukan haters pengacau. Sudah Young Lady tandai siapa pengkritik pedas itu. Oh, dia bukan pengkritik. Tapi nyinyir. Akun sosmednya pun sudah Young Lady block. 

Semoga Allah menegurnya dengan keras karena bikin sakit hati orang. Katanya, Young Lady dianggap membunuh karakter. Yeee, so stupid...gagal paham dia tentang fiksi.

Ok, back to focus. Young Lady punya lagu yang dianggap sebagai lagu keberuntungan dan lagu kutukan. Ini dia.


Yups, lagu milik alumni ajang pencarian bakat ini mengantarkan Young Lady lolos audisi paduan suara mahasiswa. Audisi itu terkenal ketat. Hanya orang-orang terpilih yang bisa masuk. Seleksinya ada tiga tahapan: tes menyanyi di panggung di depan banyak orang, tes musikalitas untuk menentukan buta nada atau tidak, dan tes wawancara. 

Orang-orang yang masuk paduan suara biasanya lebih terkenal dan hits dibandingkan mahasiswa lainnya. Sebab mereka sering tampil di event internal dan eksternal kampus. Mereka yang tergabung di paduan suara adalah mahasiswa-mahasiswa berpengalaman dan berbakat. 

Young Lady beruntung bisa tergabung di dalamnya. Lagu inilah yang mengantarkan Young Lady ke gerbang kepopuleran paduan suara mahasiswa.


Nah, ini lagu pamungkasnya "Calvin Wan". Katakanlah ini lagu juru kunci. Young Lady suka, sukaaa banget lagu cantik ini. Cause lagu inilah yang mempertemukan Young Lady dengan "Calvin Wan". Saat seorang teman meninggal, Young Lady cantik pernah meminta ia menyanyikan lagu itu sambil bermain piano...hmmmm. Pokoknya, lagu ini "Calvin Wan banget".


Ini lagu kutukan buat Young Lady! Ow...sorry, sorry. Lagunya bagus kok, bagus banget. Bahkan jadi soundtrack film. Young Lady suka lagu ini. Tapiii...kenapa tiap kali memasang lagu ini di cerita, voters dan keterbacaannya sedikit? Sudah dua kali terjadi. Makanya Young Lady merasa lagu ini seperti lagu kutukan. Padahal lagunya bagus. Liriknya juga dalam.


Lagu ini baguuuus banget. Liriknya, nadanya, dan video clipnya. V-clipnya mengingatkan Young Lady pada "Calvin Wan", terutama pada adegan seseorang menyanyi di depan jendela. Aduh, kenapa sih Young Lady suka lagu mellow? Ini ternyata lagu kutukan. Sudah tiga kali Young Lady memasangnya di cerita cantik. Tapi kok dua di antaranya tidak pernah masuk NT ya? Satu cerita yang ada lagu ini masuk NT dan terpopuler. 

Tapi sayang, lagunya nggak kebawa di halaman 1. Jadi harus dibuka di halaman all. Mana kita tahu, pembaca mau baca dari awal sampai akhir? Sayang ya, lagu ini sebenarnya bagus.


Young Lady sukaaaaa banget sama video clipnya. Terutama di bagian akhir, saat Isyana berbaring tak bergerak dengan mengenakan gaun hitam. Wow...bahkan Young Lady sering mempraktikkan posenya.

Dua kesan dalam lagu ini. Pertama, Young Lady berlatih membawakan lagu ini selama berbulan-bulan. Tahun lalu, "Calvin Wan" sendiri yang mencarikan chord pianonya untuk Young Lady. Kedua, lagu ini menemani perjalanan kisah Young Lady dan malaikat tampan bermata sipit "Calvin Wan". 

Lagunya yang lembut dan liriknya yang tulus mengingatkan Young Lady pada sosoknya yang lembut dan sabar. Lagu ini membuat Young Lady terhipnotis dengan nada-nada indahnya.

Kompasianer paling suka yang mana?

Selamat Hari Musik Nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun