"Calisa...ingatkah kamu akan rencana pernikahan kita?" desah Revan. Tangan kurusnya meraih harpa di atas nakas, lalu mulai memainkannya.
Jemari lentik Calvin menekan tuts-tuts piano. Tak sia-sia ia membayar mahal agar bisa memasukkan piano ke ruang rawatnya. Adica menggesek bow, terhipnotis dengan alunan biolanya sendiri. Mata biru Revan berkaca-kaca selagi memainkan harpa.
Haruskah aku bertekuk lutut
Memohon kau terima diriku
Kalau perlu kaubelah dadaku
Agar kau tahu isi dalam hatiku
Karena hatiku mengatakan kamu
Yang paling mengerti di antara yang mengerti
Dan hidupku berharap padamu
Lewat lagu ini