Wow, minggu ini ada hari bahagia. Cieee...hari bahagia kayak lagunya Raisa. Tanggal 24 Mei 2019 adalah hari bahagia untuk pendukung Pak BTP dan beliau sendiri. Pasalnya, di hari itu BTP telah bebbas dari masa hukumannya akibat kasus penodaan agama.
Kalau sedikit flashback, sebenarnya Young Lady tidak setuju dengan penahanan bapak ganteng plus kece dari pulaunya Laskar Pelangi itu. Apa yang dilakukannya bukanlah penistaan agama. Percayalah, Pak btp sama sekali tidak layak dihukum hanya karena ucapannya yang disalahartikan banyak orang.
Jelang pembebasannya, beredar tulisan tangan bapak ganteng nan charming itu di berbagai media. Isinya tentang kesyukuran karena sempat ditahan di Mako Brimob, kesyukuran karena tidak terpilih dalam Pilkada DKI 2017, dan kesyukuran karena bisa menguasai diri. Wow, so sweet. Berjiwa besar banget ya sosok itu. Salute.
Oh ya, beliau juga mengungkapkan harapannya untuk tidak dipanggil Ahok lagi. Nah, yang ini Young Lady setuju. Ingin rasanya Young Lady cantik menguncir rambut, naik tower, dan bilang ke semua orang: Apa kataku! Dari dulu Young Lady cantik bilang apa coba? Young Lady selalu menyebut namanya yang indah tiap kali menulis cantik tentangnya: Basuki Tjahaja Purnama. Bagus kan namanya? Artinya pasti bagus.
Hmmmm pengen banget Pak BTP yang kukagumi baca tulisan cantik ini. Bisa nggak ya? Kompasianer, bantu viralkan dong.
Gini ya. Menurut Young Lady cantik, sementara ini Pak BTP jangan dululah terjun ke dunia politik. Mendingan lirik dunia entertainment saja.
Eits, bukan bukan. Bukan jadi artis, penyanyi, atau komika. Pak BTP cukup di belakang layar. Ngapain hayoooo?
Bikin PH sama penerbit buku! Yups, itu pendapat Young Lady.
Kenapa harus production house? Iyalah, coba lihat apa yang dilakukan industri perfilman untuknya? Bikin film A Man Called Ahok, kan? Bahkan filmnya sukses, setidaknya lebih sukses dari film tetangga yang ngakunya autobiografinya sendiri gitu.
Nah, tunggu apa lagi? Pintu industri hiburan nampaknya sudah terbuka. Pasti akan menuai banyak respon positif bila Pak BTP mendirikan production house.
Jika Pak BTP membuat rumah produksi, Young Lady cantik bersedia jadi orang pertama yang mau bekerjasama dengannya. Young Lady cantik akan menuruti apa pun perintahnya yang terkait dengan pembuatan film dan skenario. Biasanya kan Young Lady gampang nurut sama orang-orang yang menurut Young Lady spesial.
Kalau bisa, rumah produksinya harus idealis dan punya prinsip. Dalam arti, hanya menerima dan menggarap karya-karya yang sesuai dengan idealisme rumah produksi tersebut. Sedikit usul lagi, baiknya Pak BTP mendirikan rumah produksi yang mengedepankan idealisme toleransi, pluralisme, dan kasih pada minoritas.
Young Lady, sebagai sesama minoritas dan baru-baru ini jadi korban mayoritas lokal di sebuah radio pemerintah, dengan senang hati mau bekerjasama dengan beliau. Oh my Allah, senangnya Young Lady bila diberi kesempatan bertemu dan bekerjasama dengan Pak BTP. Bekerjasama dengan sosok idola, rasanya super sekali.
Kemudian, buatlah penerbit buku. Sekarang ada tuh rumah produksi yang membuka lini bisnis penerbitan buku. Tujuannya agar lebih mudah menyaring novel-novel bagus untuk difilmkan. Atau sebaliknya, mengadaptasi film ke dalam bentuk novel.
So, sekalian aja Pak BTP bikin penerbit buku. Keren tuh. Production house yes, penerbitan buku yes. Penerbit bukunya tentu yang penuh prinsip dan idealisme juga ya. Jangan oportunistik dan tunduk pada trend pasar.
Well, Young Lady bahagia sekali bila dua usulan itu dipertimbangkan dan diwujudkan. Young Lady cantik bergaun putih dan bermata biru siap menunggu dan bekerjasama. Menunggu malaikat tampan bermata sipit "Calvin Wan" aja bisa, masa menunggu Pak BTP nggak bisa?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI