"Saat bulan Ramadhan tiba, mereka sengaja makan di depanku. Mereka mengirimkan foto-foto sajian menu daging babi, mengataiku bodoh karena tak bisa makan enak lagi. Aku menyesali sikap mereka. Go to hell to intolerance people."
Bungsu keluarga Riantama itu memperhatikan ekspresi wajah Gabriel. Rona wajahnya tenang, sabar, santun menyenangkan. Tak menyela, tak juga menunjukkan tanda-tanda bosan mendengarkannya.
"Well, kau lembut sekali. Sabar dan telaten. Cocok merawat Assegaf. Orang tuamu beruntung memilikimu. Apa panggilanmu di rumah? Sebenarnya, aku ingin kamu lepas lensa kontakmu."
Sesaat Gabriel terperangah. Rasa gelisah naik ke hatinya.
** Â Â
Manakala hati menggeliat
Mengusik renungan
Mengulang kenangan
Saat cinta menemui cinta
Suara sang malam dan siang