Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Langit Seputih Mutiara] Risalah Toleransi

2 Januari 2019   06:00 Diperbarui: 2 Januari 2019   08:24 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenapa?"

"Aku hanya ingin denganmu. Bahkan bila kita harus menghabiskan malam di taman ini, aku tak keberatan."

Kerak-kerak es lumer di dinding hati. Dalam gerakan slow motion, Assegaf merengkuh Arlita ke pelukan. Membiarkan detik-detik waktu jadi milik mereka.

Sungguh, Assegaf pun ingin menghabiskan malam bersama Arlita. Memeluknya, tak pernah melepasnya lagi. Tapi tak semudah itu.

Tersimpan ketakutan besar jauh di dalam hati. Seorang Habib, keturunan Rasulullah yang mulia, mencintai gadis Katolik. Apa kata keluarganya?

Bila cemoohan itu hanya untuk dirinya sendiri, Assegaf tak peduli. Namun, bila Arlita yang menjadi korban...?

**    

Kediaman utama kosong. Sepi, sepi yang sama menyergap hati Assegaf. Kesepian rasa anak tunggal yang disia-siakan orang tuanya.

Perlahan dibukanya pintu. Hembusan air conditioner menyerbu lengan, kaki, dan tengkuk. Setengah jam melarutkan beban beratnya di bathtub, memperbaiki penampilan, memastikan tubuhnya tetap segar dan wangi sebelum naik ke tempat tidur. Dalam keadaan apa pun, ia berusaha tetap tampil fresh dan wangi.

Pandangannya tertumbuk ke arah laptop. Notebook mahal itu di-set dalam keadaan "slep". Assegaf menaikkan layarnya. Menekan tombol, menunggu sampai layar berpendar putih.

Ia membuka e-mail. Banyak sekali pesan masuk. Kebanyakan surat elektronik pribadi. Isinya curhatan para pendengar Refrain. Banyak juga e-mail dari followersnya. Sebagai penyiar dan public figure, Assegaf punya pengaruh yang kuat. Ia influencer. Orang-orang yang tak percaya dengan psikolog, sering curhat masalah cinta padanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun