Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Langit Seputih Mutiara] Malaikat Berpiano Putih

9 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 9 Desember 2018   05:58 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Itu semua kado untuk siapa, Calvin?" tunjuk Abi Assegaf ke arah tumpukan kado.

"Kado Natal untuk anak-anak panti asuhan yang dikelola para biarawati."

Detik itu juga, Calvin waswas. Pasti akan ada penentangan. Pasti Abinya akan memberi pandangan kontra. Mungkin saja berargumen dengan dalil-dalil agama. Namun...

"Luar biasa, Calvin. Abi bantu ya."

Di luar dugaan. Sungguh di luar dugaan. Abi Assegaf justru mendukung Calvin. Tak ada penentangan dan argumen beraroma fanatisme beragama.

"Abi tidak keberatan?"

"Sama sekali tidak. Abi senang bisa membantu orang-orang yang beda agama dengan kita."

Hati Calvin menghangat. Ia perlu belajar banyak dari sosok ayah hebat di sampingnya ini.

Hingga malam berganti pagi, keduanya berkutat menghias dan menyusun kado. Wanita mana pun dipastikan akan meleleh bila melihat kebaikan dua pria tampan ini. Tak peduli mereka berdua menyimpan penyakit serius di dalam tubuh.

Bicara tentang penyakit, Abi Assegaf mulai merasakan ada yang salah. Bukan, bukan pada dirinya. Seminggu terakhir, kondisinya cukup stabil. Ini tentang pemuda orientalis berkacamata di sisinya.

"Abi, apa Adica tidak akan marah kalau tahu Abi lebih memperhatikanku?" tanya Calvin, satu tangannya memberi pita pada kado kecil terbungkus kertas biru-keemasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun