Sasmita berlutut di depan Abi Assegaf. Ia terisak-isak.
"Assegaf, maafkan aku..." ucapnya berulang-ulang.
"Iya. Kenapa, Sasmita? Cerita sama aku..." bujuk Abi Assegaf sabar.
Sekujur tubuh Sasmita gemetar hebat. Buku jarinya memutih ketika menunjuk pesawat radio.
"Aku...aku yang mengedit dan me-replay siaran Deddy tiap malam. Aku masih rindu padanya...aku belum bisa menerima kepergiannya secepat itu. Maafkan aku, maafkan aku."
Terungkap sudah. Tidak ada misteri, tidak ada takhayul. Pelakunya Sasmita. Arlita, Adica, dan Syifa shock bercampur marah. Abi Assegaf tetap tenang. Dipeluknya pria dengan tubuh 20 senti lebih pendek darinya itu.
"Jangan ulangi lagi ya...aku juga rindu Deddy. Aku juga sedih dia pergi. Tapi, bukan begitu caranya melampiaskan rindu. Jika kau masih rindu, doakanlah dia. Ingat-ingat kebaikannya. Jangan rusak Refrain Radio hanya karena kerinduan."
Sasmita mengangguk, matanya basah. Abi Assegaf menatap langit. Berharap Deddy melihat mereka di atas sana.
"Deddy, banyak yang sayang padamu. Sampai-sampai ada yang tak rela kau pergi begitu cepat."
** Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H