Terlarut aku dalam kesendirian
Saat aku menyadari
Tiada lagi dirimu kini
Sampai kapankah aku mampu bertahan
Tertatih aku jalani
Semua kisah hidupku ini
Tak akan terganti
Setiap kenangan yang telah terukir
Dan terendap indah
Dan melekat di hati
Akankah berakhir
Semua rasa yang telah tercipta
Di dalam benakku
- Dan di dalam asaku (Samsons-Akhir Rasa Ini).
Terlarut dalam kesendirian dan kenangan, Abi Assegaf bernyanyi mengikuti alunan lagu. Suaranya bergetar menahan kedukaan. Wajah Deddy kembali membayang di pelupuk mata.
"Sampai kapan pun kau takkan terganti, Deddy..." bisiknya.
Titik-titik bening membasahi pipi Abi Assegaf. Pelan disekanya air bening itu. Pedihnya kehilangan sahabat.
Ada yang ganjil. Mengapa siaran Refrain Radio belum berakhir? Mengapa ada suara Deddy? Mengapa ada lagu-lagu kesukaan Deddy selama karier broadcastingnya? Menakutkan, ini sungguh menakutkan.
Radar kewaspadaan membangunkan Arlita. Begitu bangkit dari trance, Arlita tersentak kaget melihat suaminya belum terlelap.
"Assegaf, kenapa belum tidur? Kamu..."
"Aku tidak apa-apa, Arlita. Coba dengarkan."
Arlita menurut. Setelah menajamkan pendengaran, matanya sempurna terbuka. Nyaris saja ia jatuh dari tempat tidurnya andai tak ditahan Abi Assegaf.
"Assegaf...itu suara Deddy." Suara Arlita tercekat. Satu tangan memegangi dada, meredakan detak jantung yang mendebur.