Dan...voila, Young Lady temukan sosok inspiratif itu. Sesuai taglinenya, RRI Pro 1 Bandung memang "cerdas inspiratif". Young Lady mengenal sosok inspiratif itu di kursi siaran. Banyak yang lebih akrab memanggil nama depannya, tapi Young Lady lebih suka memanggilnya dengan nama belakang. Biar beda sendiri. Gegara itu, orang sekantor jadi ketularan memanggil sosok inspiratif itu dengan nama belakang juga kalau ada Young Lady. Ini kejadiannya mirip di Kompasiana. Ketika Kompasianer lebih banyak yang panggil Kompasianer Rustian Al Ansori dengan sebutan Pak Rustian, Young Lady lebih suka memanggilnya Pak Tian sebab ingin berbeda dari yang lain.
Sosok inspiratif "Abi Assegaf" mencerminkan kelembutan, kesabaran, kehangatan, dan kasih sayang. Ia paling sering memandu program Kuliah Subuh dan Harmoni Pagi. Sabar sekali ketika ia menanggapi pertanyaan pendengar dan pembicaraan narasumber. Suara lembutnya begitu pas ketika membacakan konten cerita inspiratif saat Harmoni Pagi.
Terkadang Young Lady sengaja merekam siarannya, lalu mengoleksinya. Agar bisa diputar berulang kali. Young Lady senang pernah menjadi partner siarannya. Bukan sebagai narasumber, tetapi sebagai sesama rekan presenter. Di mata Young Lady, "Abi Assegaf" lebih dari sekedar presenter. Ia pemimpin, motivator, sosok ayah yang fatherly, idola, dan panutan.
Kelembutan dan kasih sayang, itulah yang ditangkap Young Lady dari kesan pertama. Ia memberi Young Lady pelukan hangat penuh kasih. Layaknya seorang ayah pada putrinya. Sesuatu yang sangat dirindukan Young Lady sejak dulu. Hal yang tak pernah Young Lady dapat dari ayah kandung sendiri.
Jangan heran kalau Young Lady balas memeluknya cukup lama. Young Lady usap punggung "Abi Assegaf" dengan lembut. Sepinya hari-hari Young Lady sedikit terobati dengan satu pelukan hangat dari sosok pria dewasa berstatus ayah. Meski ayah orang lain, bukan ayah Young Lady. Karena Young Lady menyukai kelembutan, suka sekali. Terlebih kelembutan dari pria dewasa yang layak bergelar ayah.
Ini di luar ekspektasi. "Abi Assegaf" memeluk Young Lady tepat ketika Young Lady merasa sangat gelisah dan tidak nyaman. Tepat ketika Young Lady merasakan konsentrasi yang tidak stabil.
"Sini, Sayang." ujarnya lembut, lalu menarik tubuh Young Lady ke sisinya untuk berfoto.
Seingat Young Lady, ada beberapa orang di sekitar studio. Mungkin mereka lihat. Orang-orang itu pun tak kalah hangat. Walaupun tak ada yang seinspiratif "Abi Assegaf".
Kami bicara banyak hal. Bercerita, sesekali tersenyum dan tertawa. Tubuhnya begitu wangi, wangi sekali. Harum parfumnya sampai menempel lama di baju Young Lady. Maaf bila Young Lady terlalu jujur. Young Lady hanya menuliskan kesan positif lewat suara dan wangi tubuh seseorang yang menginspirasi. Young Lady suka menciptakan kesan tentang seseorang lewat sentuhan, suara, dan harum tubuhnya.
Cemburukah malaikat tampan bermata sipit "Calvin Wan" saat Young Lady berpelukan dengan pria lain? Tidak, ia tidak marah dan sangat, sangat mengerti situasi, kondisi, serta lingkungan Young Lady.Â
Toh yang sayang Young Lady di studio bukan hanya "Abi Assegaf". Tapi banyak yang lainnya. Lengan Young Lady diusap-usap, pipi dicubiti karena gemas, dipanggil Sayang. Sudah biasa. Tuh kan, radio pemerintah lebih terbuka dan mampu merangkul semua orang dari berbagai latar belakang. Pelajaran berharganya simple saja: jadi multitallent itu enak, bisa disayang dimana-mana.