Kita mungkin tak bersama lagi
Bila nanti esok hari
Kutemukan dirimu bahagia
Izinkan aku titipkan
Kisah cinta kita selamanya (Kerispatih-Demi Cinta).
Mata Abi Assegaf terpejam. Ia terhipnotis dengan alunan biola dan suara barithon Adica. Owner radio dan penyiar program religi itu tahu persis,mana suara bagus dan mana yang tidak. Ia bisa menilai dengan mudah. Bukan hanya suara bagus, Abi Assegaf meraba ketulusan dalam nyanyian itu.
"Abi, saya belum bisa berhenti dari kios korannya Koh Bast karena saya butuh uang untuk membeli bunga tabur tiap hari. Koh Bast membayar saya setelah semua koran diantarkan. Saya..."
"Aku mengerti, Nak. Tak perlu risau. Aku mau menemanimu ke makam Michael dan membelikan bunga tabur setiap hari." sela Abi Assegaf, suaranya bergetar.
Adica menggeleng. Tak enak menerima satu lagi bentuk kasih sayang pimpinannya. Jujur saja, sejak Michael Wirawan meninggal, Abi Assegaf telah menjadi ayah kedua untuknya. Namun, dia tak bisa terus-menerus menerima kebaikan pria itu.
Belum sempat Abi Assegaf menanggapi, Adica menjatuhkan biolanya. Tubuhnya limbung. Cepat-cepat Abi Assegaf menangkap tubuh tinggi semampai itu, menahannya sebelum terjatuh.
"Ya Allah...Nak, tubuhmu panas sekali. Ayo kita ke rumah sakit."