"Aku ingin punya adik. Papa mengerti kan maksudku?"
Mendengar itu, Tuan Effendi nyaris menabrak mobil di depannya. Cepat-cepat iaa menguasai diri. Masa lalu membayangi, pahit dan menyakitkan.
"Iya Calvin, Papa akan berusaha. I will do my best, Dear."
"Seperti diriku...yang selalu merindukanmu." Adica bernyanyi pelan, mengikuti alunan lagu.
Studio radio begitu dingin. Sedingin hatinya yang telah lama dihantam kesedihan. Ia mencatat dalam benaknya. Selesai siaran, ia akan mendatangi makam itu seperti biasa.
"Papa...apa di surga sana Papa merindukanku?"
**
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI