Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Tanpa Syarat

8 Oktober 2018   06:00 Diperbarui: 8 Oktober 2018   06:01 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Deringan ponsel pintar mengurai atensinya. Calisa mengangkat kepala dari lengan kursi. Sesaat tadi ia tertidur. Subuh belum pergi. Setengah hati, dijawabnya panggilan telepon di smartphone cantik berlogo apel tergigit itu.

"Calisa..."

Sebuah suara barithon berbisik. Aliran listrik ribuan volt serasa menyengat tubuh Calisa. Kesadarannya terkumpul sempurna. Ia mengenali, sangat mengenali. Suara yang sudah lama sekali tak didengarnya.

"Anton?" lirih Calisa, kaget dan tegang.

Hening. Keheningan menunggang udara. Mengapa begini? Benih-benih firasat tumbuh di hati Calisa.

"Ayahku meninggal. Pembuluh darah otaknya pecah."

Dua kalimat. Ya, cukup dua kalimat. Sempurna merobek ketenangan. Calisa terbelalak.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Aku...aku tak percaya, Om Raymond meninggal secepat itu."

Terdengar helaan nafas di seberang sana. Calisa kehilangan kata. Berita kematian di pagi hari, siapa yang siap menerimanya?

"Tak bisakah kamu ke sini? Aku butuh kamu, Calisa."

Mendengar itu, Calisa tertegun. Tak salahkah pendengarannya? Anton, sepupu jauhnya, Ice Prince yang begitu dingin pada wanita, memohonnya datang? Pria setengah bangsawan setengah bule yang menolak bentuk perjodohan dengan wanita mana pun, mengatakan ia butuh sepupu cantiknya? Sebuah keanehan luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun