Jangan biarkan semuanya berlalu
Hanya padaMu Tuhan
Tempatku berteduh dari semua kepalsuan dunia (Chrisye-Damai BersamaMu).
Tergetar hati Calvin mendengarnya. Ya, Allah, siapakah sebenarnya pemuda ini? Tiap pagi ia selalu datang ke rumah sakit. Memandikan, menyuapi, meminumkan obat, dan menghiburnya.
Calvin menangis. Hidungnya berdarah. Dengan lembut, pemuda itu mengusap bersih darah dari hidungnya. Bertanya apakah Calvin baik-baik saja?
"Perlukah saya panggilkan dokter? Oh...atau Anda ingin menulis? Biar saya ketikkan. Saya dengar, Anda blogger yang tetap produktif kendati sakit ginjal."
"Tidak, tidak perlu. Saya masih kuat menulis sendiri. Siapa kamu sebenarnya? Mengapa kamu begitu baik pada saya?"
Pemuda itu menghela napas. Menimbang-nimbang, inikah saatnya?
"Apakah Anda masih ingat kematian pengusaha Michael Wirawan?" ujar si pemuda, malah balik bertanya. Disambuti anggukan Calvin. Kematian relasi bisnisnya itu sudah lama sekali.
"Ingatkah Anda pada anak kecil yang menangis paling keras saat pemakaman? Waktu itu, Anda memeluknya dan memberinya coklat."
Pemuda itu bangkit, lalu memegang tangan Calvin. "Saya Adica Wirawan, anak malang yang pernah Anda peluk dan Anda beri coklat di puncak kesedihan. Hangatnya pelukan Anda dan manisnya coklat masih terasa hingga kini. Dua pemberian Andalah yang menguatkan saya. Membuat saya tegar dan bertahan menjalani kerasnya hidup."