Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Selingkuh Hati Malaikat Tampan] Sadis

21 September 2018   06:00 Diperbarui: 21 September 2018   07:43 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Terima kasih, Sayang."

"Good boy. Stevent anak baik."

Suster Adinda berterima kasih. Calvin membungkuk, memeluk dan mencium kening Stevent.

Momen manis itu terurai oleh deru mobil. Rush biru gelap milik Revan meluncur masuk, diikuti sedan merah Dokter Tian. Melihat siapa yang datang, mereka bergegas turun dari mobil. Bisa dibayangkan apa yang terjadi. Tiga pria beda etnis berpelukan hangat.

"Akhirnya kamu pulang juga, Calvin." kata Dokter Tian.

Mata biru pucat Revan menghujam pandangan Calvin. Pelan ia bicara.

"Kamu jangan khawatir soal Calisa."

"Apa maksudmu?"

"Kurasa, kembali pada Silvi dan memurnikan hatimu adalah jalan yang tepat."

**     

Menjelang senja, Calvin baru kembali ke rumah mewah di lereng bukit. Rindunya pada Silvi tak bisa ditawar lagi. Selama umrah, Calvin memang jarang sekali berkomunikasi dengan Silvi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun