Kerak-kerak es di dinding hati Calvin luluh seketika. Andai saja tak ada janji dengan Calisa, sekarang juga dia akan meluncur ke villa putih di utara kota. Sayang, selingkuh hati lebih penting.
"Tadi Stevent di-bully, Papa-Vin. Hampir aja dia jatuh dari kursi rodanya."
"Astaghfirullah al-azhim...tapi Stevent nggak kenapa-napa kan, Sayang?"
Berat, sungguh berat. Keponakannya butuh perhatian, namun ia justru memilih yang lain.
** Â Â
Ketika kaulewati bumi tempat ku berdiri
Kedua mata ini tak berkedip menatapi
Pesona indah wajahmu
Mampu mengalihkan duniaku
Tak henti membayangkanmu