Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rindu Kompasianival, Rindu Menominasikan Kompasianer

3 September 2018   06:00 Diperbarui: 3 September 2018   06:18 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Behavior, ini masih berkaitan dengan beauty. Tepatnya inner beauty. Kecantikan/ketampanan dari dalam. Akan tercermin dari tingkah lakunya. Coba saja pantau aktivitas para Kompasianers di sosial media, coba bersahabat langsung dengan mereka, atau menanyai teman-teman mereka. Perhatikan atitude mereka. Perhatikan tingkah laku dan pola interaksi mereka. Check kesantunan mereka di media sosial. Perhitungkan, apakah mereka orang yang santun, baik, suka nyinyir, tersangkut kasus, dll.

Setelah menentukan tiga kriteria di atas, tes integritas tak ada ruginya. Tes integritas? What, apa lagi itu? Begini ya, sorry to say. Sejauh perhatian Young Lady, tak semua Kompasianers tetap konsisten menulis di Kompasiana setelah terpilih sebagai nominator dan Kompasianival berlalu. Ada yang jarang aktif lagi, ada pula yang masih tetap aktif, ada lagi yang vacum sementara, trus baru-baru ini datang lagi. So, apa salahnya bila sekali-sekali para Kompasianers yang terhormat dites integritas?

Actually, Young Lady suka mengetes orang. Entah si orang yang dites sadar atau tidak. Young Lady jadi begini karena pernah dites juga. Dulu, Young Lady dites integritas sebelum masuk organisasi/unit kegiatan mahasiswa. Tes integritas dimaksudkan untuk menguji kesetiaan Kompasianers. Apakah ia akan tetap menulis setelah terpilih sebagai penerima award? Sebaliknya, akankah ia tetap menulis walaupun tidak terpilih dan hanya menjadi nominator? Ini berguna untuk menyeleksi para calon-calon penerima award. Jangan sampai Kompasiana keliru dengan memilih orang-orang sok keren, sok populer, sok eksis, haus popularitas yang hanya ingin mengincar ketenaran dan hadiah. Kalau sudah terima itu semua, ya say good bye. Berasa dimanfaatin, kan? Kita main sportif aja sih.

Ya, kira-kira begitulah gambaran plan Young Lady jika menjadi perancang kegiatan Kompasianival. Kejam ya? Sombong ya? Terkesan menjatuhkan ya? I don't care.

Back to topic. Young Lady rindu, rindu sekali mencalonkan orang lain dalam pencalonan nominasi Kompasiana Award. Sudah terbentuk di kepala Young Lady, siapa saja yang ingin Young Lady calonkan. Sedikit saja, daaan...limited.

Young Lady tidak pilih karena ia raja HL, raja terpopuler, atau raja NT. Tidak, sama sekali tidak. Namun, konsistensi, kualitas tulisan, dan tingkah lakunya yang dilihat Young Lady. Mengadopsi kriteria brain, beauty, dan behavior.

Untuk the best in spesific interest, nampaknya Young Lady tergelitik untuk menyelipkan dua nama. Kak Adica Wirawan dan Pak Hensa (Hendro Santoso). Dua orang ini, selain kualitas tulisannya oke, mereka lumayan konsisten juga. Dan mereka cukup baik, kelihatan dari penerawangan spiritual Young Lady.

Untuk the best fiction, Young Lady ingin mencalonkan...taraaaaa. Pak Tian (Rustian Al Ansori). Alasannya, Pak ganteng dan kece dari Sungai Liat ini sudah pernah membuat buku antologi puisi bersama pegiat sastra lainnya di Pulau Bangka. Beliau dan kawan-kawannya berjuang di tengah sepinya geliat sastra. Keren kan? Strong ya? Harus dicontoh tuh. Luar biasa. Di samping itu, konsistensi Pak Tian ini begitu memikat. Sehari bisa lebih dari satu puisi yang ditulisnya. Hebat, Young Lady aja belum tentu beres bikin puisi sebiji dalam sehari. Kalau Pak Tian ini, istimewa.

Tapi, tapi tapiiii...yang lebih istimewa lagi adalah people choice. Young Lady ingin, ingin sekali mencalonkannya. Seribu persen ingin dia terpilih. Buat kategori people choice, Young Lady cantik mencalonkan malaikat tampan bermata sipit. Ia berwajah tampan, bersuara bagus, story teller yang baik, hatinya pun rupawan. Tampan luar-dalamlah pokoknya. Sikap dan tingkah lakunya jangan diragukan lagi. Sabarnya teruji, baiknya menginspirasi, tegar ketika dilukai, dan tulus mengasihi. Kalau misalnya dia perempuan dan mengikuti ajang Miss Indonesia, sosok Kompasianer ini layak menyabet gelar Miss Persahabatan. Karena ini ajangnya Kompasianival, si malaikat tampan ini layak menerima people choice. Sorry, a charming angel, aku sekilas mengandaikanmu menjadi wanita. Soal brain, wah tak perlu ditanya. Wawasannya luas. Lihat saja artikel-artikel ekonomi, bisnis, dan humanioranya. Sering jadi pangeran HL dan pangeran NT. Dialah malaikat yang turun di Kompasiana. Inspirasi di balik "Calvin Wan". Satu-satunya yang mengulurkan tangan dengan penuh kasih untuk membela Young Lady. Tak perlu disebut lagi, kalian tahulah siapa maksud Young Lady. Dan dia inilah yang sekarang membantu menayangkan dan menjadwalkan tulisan-tulisan cantik Young Lady. Tahu kan siapaaa? Setujukah Kompasianers kalau dia yang jadi people choice? Kalau setuju, toast dulu sama Young Lady.

Kompasianers, kalau kalian disuruh mencalonkan nominator, siapakah yang ingin kalian rekomendasikan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun