Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Katedrarajawen dan Agnes Davonar, Karya-karya Penghangat Hati di Tengah Nyinyiran Politik

30 Agustus 2018   05:45 Diperbarui: 30 Agustus 2018   08:42 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rabu pagi yang hangat dan ceria, Young Lady dapat surprise. Ehm, sebenarnya bukan surprise juga sih. Sudah tahu sebelumnya, tapi kedatangannya tetap menimbulkan efek kejutan.

Pengantar paket datang ke rumah Young Lady cantik. Ternyata ada kiriman buat Young Lady. Kilat khusus, mana harus tanda tangan lagi. Dan tanda tangannya...Alhamdulillah, Young Lady keliru. Salah dengan sukses. Ah, I don't care.

Setelah diterima, paket mungil tapi berat itu pun dibuka. Olala, siapa lagi pangeran tampan yang mengirim sesuatu untuk Young Lady cantik bergaun putih dan bermata biru? Ternyata ternyata oh ternyataaaa...kali ini dari Kompasianer kece yang tulisan-tulisan filsafat dan humanioranya bisa menggetarkan hati kita semua. Siapa lagi kalau bukan Pak Katedrarajawen.

Tentu saja malaikat tampan bermata sipit "Calvin Wan" tahu tentang kiriman itu. Young Lady cantik takkan melukai hatinya dengan menerima sesuatu sembunyi-sembunyi dari lawan jenis di belakangnya. Tak ingin melukai hati malaikat, kira-kira begitu.

Tak tanggung, ada empat buku yang dikirimnya. Dua buku karyanya bersama Kompasianer Fitri Y.A, dua buku lainnya novel berbahasa Inggris. Young Lady sukaaa banget.

Untuk sahabatku, Latifah Maurinta.

Semoga selalu penuh cinta.

Kalau tidak salah lihat, begitulah kata-kata yang dituliskannya di sampul belakang buku. Membaca dan menimang buku-buku itu, Young Lady jadi teringat adegan di film-film romantis. Adegan ketika si tokoh utama wanita menerima hadiah dari orang lain. Lalu tertulis pesan-pesan untuk si wanita dari pengirim hadiah. Young Lady cantik suka diberi kata-kata indah dan romantis seperti itu.

Young Lady salut dan berterima kasih pada Pak Katedrarajawen yang telah memberikan buku karyanya, Satu Cinta Dua Agama. Novel yang menceritakan kisah cinta Tri, seorang gadis Muslim, dan Lie, seorang pria Buddhis. Novel yang bagus sekali. Kisah cinta yang manis, tetapi juga pedih.

Nah, karya-karya seperti inilah yang menghangatkan hati, bisik hati kecil Young Lady. Karya-karya berenergi cinta kasih di dalamnya. Karya yang mampu mempengaruhi pikiran pembaca untuk mengasihi dan mencintai dengan tulus.

Menurut Young Lady, sepertinya kita butuh lebih banyak jenis karya semacam ini di tengah tahun politik yang memanas dan penuh nyinyiran serta kebencian. Sudah saatnya kebencian dikikis dengan kasih. Salah satu caranya dengan membaca karya-karya bermuatan kasih dan energi positif.

Nampaknya, para prajurit politik, pelaku rasisme, haters, dan siapa pun yang sukanya menebarkan kebencian, harus membaca karya-karya seperti Satu Cinta Dua Agama. Biar pikiran mereka tak sempit lagi. Biar mata hati mereka terbuka. Bahwa kasih dan cinta jauh lebih layak dipertahankan dari kebencian.

Novel Satu Cinta Dua Agama makin memotivasi Young Lady untuk memperjuangkan target itu. Mewujudkan mimpi tentang buku dan film. Buku itu berhasil membuat Young Lady termotivasi.

Tersentuh hati Young Lady dengan Novel Satu Cinta Dua Agama. Seperti ada embun yang menetes lembut di hati ini. Satu Cinta Dua Agama, sebuah kisah yang menggetarkan. Young Lady cantik jadi ingin menyanyikan Untukmu Aku Bertahan nya Afgan buat penulisnya.

Seakan telah diatur oleh yang di langit sana, dan memang tak ada sesuatu terjadi karena kebetulan, dua malam sebelumnya Young Lady menyaksikan film My Idiot Brother. Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Agnes Davonar.

 Film dan novel ini pun tak kalah menggetarkan. Pesan yang disampaikannya cukup dalam. Tentang menghargai dan mengerti kekurangan orang lain, tentang mengasihi anak berkebutuhan khusus atau anak istimewa. Cinta dan kasih pun masih tertanam kuat di hati seorang pengidap kelainan mental, seperti yang ditunjukkan tokoh Hendra di film itu.

Tak hanya ceritanya yang menggugah hati. Soundtracknya pun membuat trenyuh. Lagu Untukmu Aku Bertahan, dinyanyikan oleh Afgan. Sekitar awal tahun lalu, Young Lady pernah mempelajari lagu itu. Dan mencoba membawakannya.

Saat menonton My Idiot Brother, dalam hati Young Lady berdoa.

"Ya Allah, Yang Maha Cinta, semoga aku bisa mewujudkannya. Bukan untuk diriku, tapi untuk orang-orang yang kucintai."

Doa yang sama Young Lady daraskan ketika pertama kali memegang Novel Satu Cinta Dua Agama. Young Lady mengecup lembut buku itu, menyentuh buku itu dengan bibir. Lalu berdoa seperti tadi.

Dua karya hebat penghangat hati selama hampir satu minggu. Bukan kebetulan pastinya. Seakan Tuhan dan para malaikat telah mengatur agar Young Lady menikmati karya-karya bagus pelembut hati. Sepertinya, Tuhan dan para malaikat tahu kalau saat ini Young Lady lelah melihat nyinyiran politik dimana-mana.

Bagaimana tidak lelah? Buka Kompasiana, ketemunya politik lagi politik lagi. Buka sosmed, disambut nyinyiran politik. Dimana-mana politik, melelahkan dan tidak ada gunanya. Tidak ada pesan positifnya. So, Young Lady takkan menulis politik kalau tidak sangat terpaksa.

Hangat rasanya menikmati karya-karya Agnes Davonar dan Pak Katedrarajawen yang melembutkan hati di tengah gejolak politik. Karya-karya mereka begitu menyejukkan di tengah memanasnya konflik politik dan sosial. Sesekali, cobalah luangkan waktu untuk menikmati karya mereka. Jangan bahas politik saja. Nikmatilah karya mereka, dan rasakan kehangatannya.

Sama seperti mereka, Young Lady mencoba bertahan di garis yang sama. Bertahan menulis kisah-kisah fiksi musikal dengan malaikat tampan bermata sipit "Calvin Wan" di dalamnya. Kalau disuruh memilih, Young Lady lebih pilih menulis kisah "Calvin Wan" tiap hari dari pada menulis politik. Tidak apa-apa, meski harus keluar energi ekstra dengan mencari lagu. Tidak apa-apa, walau tak dilabel dan tak masuk NT/terpopuler. Sebab NT, terpopuler, headline, dan pilihan sudah dikuasai artikel politik.

Buat para prajurit politik, tak ada salahnya kalian menghangatkan hati dengan menikmati karyya-karya yang jauh sekali dari atmosfer politik. Sekali-kali, kalian belajarlah dari tokoh Tri, Lie, Hendra, Angel, dan malaikat tampan bermata sipit "Calvin Wan". 

Belajarlah kasih sayang dari Hendra, penderita gangguan mental yang selalu menyayangi dan mau berkorban apa pun untuk adiknya. Belajarlah penerimaan hati dari Angel, yang akhirnya bisa menerima Hendra walaupun saatnya sudah terlambat. 

Bahkan Angel ingin mengulang lagi saat-saat kebersamaannya dengan sang kakak jika bisa. Belajarlah toleransi dari Tri dan Lie. Dan jangan lupa, belajarlah kelembutan, kesabaran, serta ketulusan dari malaikat tampan bermata sipit "Calvin Wan". Kendati dilukai dan disakiti berkali-kali, "Calvin Wan" tetap lembut dan penuh kasih sayang pada mereka yang menyakitinya.

Sekilas, mungkin karya-karya ini terkesan sederhana. Tetapi, di balik kesederhanaan dan kepolosannya, karya-karya sejenis ini memuat pesan kasih yang begitu dalam. 

So, luangkanlah waktu untuk menyingkir sejenak dari politics war dan mengambil pelajaran dari karya-karya itu. Kompasianers, dan para prajurit politik, maukah kalian mundur sejenak dari arena nyinyiran politik untuk menghangatkan hati kalian dengan karya-karya fiksi penyejuk jiwa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun