Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Katedrarajawen dan Agnes Davonar, Karya-karya Penghangat Hati di Tengah Nyinyiran Politik

30 Agustus 2018   05:45 Diperbarui: 30 Agustus 2018   08:42 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hangat rasanya menikmati karya-karya Agnes Davonar dan Pak Katedrarajawen yang melembutkan hati di tengah gejolak politik. Karya-karya mereka begitu menyejukkan di tengah memanasnya konflik politik dan sosial. Sesekali, cobalah luangkan waktu untuk menikmati karya mereka. Jangan bahas politik saja. Nikmatilah karya mereka, dan rasakan kehangatannya.

Sama seperti mereka, Young Lady mencoba bertahan di garis yang sama. Bertahan menulis kisah-kisah fiksi musikal dengan malaikat tampan bermata sipit "Calvin Wan" di dalamnya. Kalau disuruh memilih, Young Lady lebih pilih menulis kisah "Calvin Wan" tiap hari dari pada menulis politik. Tidak apa-apa, meski harus keluar energi ekstra dengan mencari lagu. Tidak apa-apa, walau tak dilabel dan tak masuk NT/terpopuler. Sebab NT, terpopuler, headline, dan pilihan sudah dikuasai artikel politik.

Buat para prajurit politik, tak ada salahnya kalian menghangatkan hati dengan menikmati karyya-karya yang jauh sekali dari atmosfer politik. Sekali-kali, kalian belajarlah dari tokoh Tri, Lie, Hendra, Angel, dan malaikat tampan bermata sipit "Calvin Wan". 

Belajarlah kasih sayang dari Hendra, penderita gangguan mental yang selalu menyayangi dan mau berkorban apa pun untuk adiknya. Belajarlah penerimaan hati dari Angel, yang akhirnya bisa menerima Hendra walaupun saatnya sudah terlambat. 

Bahkan Angel ingin mengulang lagi saat-saat kebersamaannya dengan sang kakak jika bisa. Belajarlah toleransi dari Tri dan Lie. Dan jangan lupa, belajarlah kelembutan, kesabaran, serta ketulusan dari malaikat tampan bermata sipit "Calvin Wan". Kendati dilukai dan disakiti berkali-kali, "Calvin Wan" tetap lembut dan penuh kasih sayang pada mereka yang menyakitinya.

Sekilas, mungkin karya-karya ini terkesan sederhana. Tetapi, di balik kesederhanaan dan kepolosannya, karya-karya sejenis ini memuat pesan kasih yang begitu dalam. 

So, luangkanlah waktu untuk menyingkir sejenak dari politics war dan mengambil pelajaran dari karya-karya itu. Kompasianers, dan para prajurit politik, maukah kalian mundur sejenak dari arena nyinyiran politik untuk menghangatkan hati kalian dengan karya-karya fiksi penyejuk jiwa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun