Ah, tidak apa-apa. Pasti mudah menemukan taksi. Rossie menebar pikiran positif itu sambil menggandeng Angel meninggalkan areal taman kanak-kanak.
Asumsinya meleset. Tak ada taksi di sekitar Global Classica Kindergarten. Memesan taksi online pun sulit. Dengan pikiran kalut, Rossie menelepon seseorang. Terbayang seraut wajah dengan ketampanan Minahasa dan Turkish yang khas. Amat berharap sosok itu mau menolongnya.
** Â Â Â
Tak seharusnya kita terpisah
Tak seharusnya kita bertengkar
Karena diriku masih butuh kau
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku itu (Sheila on 7-Bila Kau Tak Di Sampingku).
** Â Â
Di bawah rintik hujan, Rossie membenamkan harapan. Revan tak juga mengangkat teleponnya. Apakah kemarahannya sudah mencapai klimaks hingga menolak menjawab teleponnya sama sekali?
Sesal menyergap hati. Tak semestinya mereka bertengkar. Seharusnya Rossie bisa lebih sabar. Ternyata Rossie masih butuh Revan.