"Siapa yang terakhir? Fahri Ayat-Ayat Cinta?" Young Lady tertawa kecil, teringat sesuatu.
"Protagonis dari salah satu novel yang kaubacakan dengan tulus dan sepenuh hati untuk gadis cantik yang kesepian? Calvin, you still remember. Kaubacakan novel itu setiap hari, di sela kesibukanmu. Di sela jadwal aktivitasmu yang kutahu sangat padat."
Calvin mengangguk sambil lalu. Mendesak Young Lady untuk menjawab komplainnya.
"Tenang dulu, Calvin. Tenang...tidak semua kok prosa Indonesia tokoh protagonisnya Pribumi. Tere-Liye menempatkan Non-Pribumi sebagai tokoh baik. Tuh lihat, Cie Hui Bidadari-Bidadari Syurga, Koh Acan Hafalan Shalat Delisa, Kinasih Moga Bunda Disayang Allah, Goughsky Hafalan Shalat Delisa, dan Vin Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Aisha, Hulya, dan Maria Ayat-Ayat Cinta juga tokoh baik dari kalangan Non-Pribumi. A Ling Laskar Pelangi juga tokoh baik. Rosi, Novera, Indah, dan Siska dalam Dim Sum Terakhir juga ditempatkan dalam posisi protagonis. Ervin Daniswara dalam Miss Pesimis yang diceritakan punya keturunan bule dari Omanya, sangat protagonis. Geecha, si protagonis dalam novel Boysitter, juga Non-Pribumi."
"Ok fine, tapi mengapa tokoh protagonisnya kautempatkan dari kalangan Non-Pribumi? Mengapa tokoh Non-Pribumi, khususnya pria, yang harus tertindas, teraniaya, bersedih, dan terluka?"
Mendengar nada komplain bercampur sedih, Young Lady tersentuh. Menatap lembut mata Calvin, Young Lady berkata lembut.
"Membalikkan stereotip, Calvin. Tak selamanya Non-Pribumi itu harus selalu diidentikkan dengan kecurangan, kerakusan, dan kejahatan. Tak semua Pribumi tertindas. Justru banyak Pribumi yang menindas dan melukai Non-Pribumi. Aku ingin menghapus stereotip, that's all."
"Mengapa tokoh protagonis Non-Pribumi harus dibuat semenderita itu?"
"Hanya untuk membalikkan stereotip. Membuka mata pembaca dan mempengaruhi pikiran mereka. Selama ini, banyak Non-Pribumi yang baik hati. Banyak pula Non-Pribumi yang setia, tulus, dermawan, dan salih, tetapi tertindas dan terluka. Orang-orang di negeri ini sudah terlanjur addict menggeneralisir kesalahan segelintir orang dengan menyalahkan semua orang dari golongan itu. Sedih ya, jadi kita."
Kini Calvin mengerti. Memahami sepenuhnya peletakan posisi protagonis dan antagonis. Semata ingin membalikkan stereotip yang terlanjur mendarah daging.