Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Melodi Silvi 2] Saya Muslim Kulit Putih, Maukah Memeluk Saya?

17 Juli 2018   05:42 Diperbarui: 17 Juli 2018   06:25 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Reno licik! Akan kubalas dia karena sudah melukai sahabat terbaikku!" Anton memaki. Bisa dipastikan Tuan Sulistyo, Nyonya Belinda, dan Luna akan menegurnya bila mendengar anak priyayi seperti dirinya berkata kasar begitu.

"Dia sudah menyakitimu," gumam Revan pelan, sedih dan tak rela.

"Anton, Revan, Albert, please...jangan terbawa emosi. Lawan Reno dengan kekuatan pikiran, bukan kekuatan fisik." lirih Calvin.

"Kamu terlalu baik, Calvin. Reno sudah menyakiti Dinda dan kamu..."

"Calvin demam. Kondisi sangat tidak baik. Tekanan jiwa membuat penyakit bertambah parah." Albert menyela tajam.

Anton mendesah cemas. Revan mengangguk paham. Calvin merasa sedih karena telah menyusahkan ketiga sahabatnya.

"Sorry..." Calvin meminta maaf, dan ia benar-benar menyesal.

"No problem. That's what friends are for." Revan menepis halus permintaan maaf itu, bergerak gesit ke built-in clothes. Mengambilkan pakaian ganti.

"Ya ampun Calvin, di rumah pun kamu selalu rapi ya..." komentar Revan saat membantu Calvin melepas jas dan mengganti pakaiannya.

Sementara Revan mengganti pakaian Calvin, Anton dan Albert mengemasi beberapa barang ke dalam Joy Boston Bag. Dua sahabat ini sempat ragu membawa barang semahal itu hanya untuk ke rumah sakit. Namun, inilah koper milik Calvin yang paling dekat dalam jangkauan tangan mereka.

**      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun