Di dalam hatiku
Takkan pernah hilang
Bayangan dirimu untuk selamanya (Peterpan-Kisah Cintaku).
Nissan X-Trail hitam itu meluncur cepat menembus malam berkabut. Calvin menggenggam erat setir mobil. Bukan karena kedinginan, melainkan karena sedih dan khawatir.
"Hassan...kamu dimana, Sayang?" desahnya, sedih bercampur cemas.
Hassan hanyalah anak pegawainya. Anak cerdas yang ia beri beasiswa pendidikan. Namun Calvin peduli padanya. Kepedulian yang terlahir dari empati dan solidaritas sebagai seorang ayah. Jiwa penyayang Calvin masih begitu kuat. Kelembutan seorang ayah tetap dimilikinya.
Tekadnya menyala. Ia harus menemukan Hassan dan membawanya pulang. Tanpa sepengetahuan Khrisna, Calvin telah menyiapkan sesuatu untuk Hassan.
Mobil terus melaju. Melesat turun dari flyover, melewati gedung perkantoran dan pusat bisnis. Malam yang sibuk. Metropolitan terus berdenyut. Hari yang berlari.
Calvin mencari, terus mencari. Ia takkan pulang sebelum menemukan Hassan. Bayangan menakutkan berkelebat di benaknya. Anak sekecil itu, berkeliaran di jalanan di malam yang gelap. Apa pun bisa terjadi padanya. Bagaimana kalau ia diculik, dirampok, atau dipaksa menjadi pengemis oleh orang-orang dewasa tak bertanggung jawab? Membayangkannya pun tak sanggup.
Dalam hati, Calvin beristighfar. Pengusaha dan blogger super tampan itu berdoa agar Hassan baik-baik saja. Sekali-dua kali ia melirik ke samping. Di tempat duduk mobil sebelah bangku pengemudi, tergeletak manis kotak mungil terbungkus kertas emas. Di dalamnya terdapat benda berlogo apel tergigit yang didambakan Hassan.
Dalam pencariannya, Calvin tetiba kembali teringat Silvi. Andai saja Silvi yang menginginkan benda berlogo apel tergigit itu. Pasti akan segera ia berikan, tak perlu menunggu waktu lama ataupun prasyarat tertentu. Calvin sangat mencintai Silvi. Ia tak pernah ingin kehilangan Silvi. Apa pun akan dilakukannya untuk gadis kecil itu.