Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Apel Tergigit dari Malaikat Tampan Bermata Sipit

22 Juni 2018   06:25 Diperbarui: 22 Juni 2018   08:26 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam hatiku

Takkan pernah hilang

Bayangan dirimu untuk selamanya (Peterpan-Kisah Cintaku).

Nissan X-Trail hitam itu meluncur cepat menembus malam berkabut. Calvin menggenggam erat setir mobil. Bukan karena kedinginan, melainkan karena sedih dan khawatir.

"Hassan...kamu dimana, Sayang?" desahnya, sedih bercampur cemas.

Hassan hanyalah anak pegawainya. Anak cerdas yang ia beri beasiswa pendidikan. Namun Calvin peduli padanya. Kepedulian yang terlahir dari empati dan solidaritas sebagai seorang ayah. Jiwa penyayang Calvin masih begitu kuat. Kelembutan seorang ayah tetap dimilikinya.

Tekadnya menyala. Ia harus menemukan Hassan dan membawanya pulang. Tanpa sepengetahuan Khrisna, Calvin telah menyiapkan sesuatu untuk Hassan.

Mobil terus melaju. Melesat turun dari flyover, melewati gedung perkantoran dan pusat bisnis. Malam yang sibuk. Metropolitan terus berdenyut. Hari yang berlari.

Calvin mencari, terus mencari. Ia takkan pulang sebelum menemukan Hassan. Bayangan menakutkan berkelebat di benaknya. Anak sekecil itu, berkeliaran di jalanan di malam yang gelap. Apa pun bisa terjadi padanya. Bagaimana kalau ia diculik, dirampok, atau dipaksa menjadi pengemis oleh orang-orang dewasa tak bertanggung jawab? Membayangkannya pun tak sanggup.

Dalam hati, Calvin beristighfar. Pengusaha dan blogger super tampan itu berdoa agar Hassan baik-baik saja. Sekali-dua kali ia melirik ke samping. Di tempat duduk mobil sebelah bangku pengemudi, tergeletak manis kotak mungil terbungkus kertas emas. Di dalamnya terdapat benda berlogo apel tergigit yang didambakan Hassan.

Dalam pencariannya, Calvin tetiba kembali teringat Silvi. Andai saja Silvi yang menginginkan benda berlogo apel tergigit itu. Pasti akan segera ia berikan, tak perlu menunggu waktu lama ataupun prasyarat tertentu. Calvin sangat mencintai Silvi. Ia tak pernah ingin kehilangan Silvi. Apa pun akan dilakukannya untuk gadis kecil itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun