"Mungkin kamu bisa, tapi orang-orang di sekelilingmu belum tentu. Dinda, orang-orang yang mencintaimu belum tentu mencintai orang yang kaucintai."
Kristal bening mendarat di pipi Dinda. Ia dan Calvin bertatapan. Berat sekali beban Calvin. Ia bukan hanya harus kuat menghadapi kelemahan dirinya sendiri, melainkan harus pula memperjuangkan kesembuhan adiknya.
"Kamu kuat, Calvin. Dan aku tidak peduli atas apa pun konsekuensi itu. Entah sebagai apa, aku akan tetap menemanimu. Aku tetap ingin menghabiskan sisa hidup denganmu. Tak peduli sebagai paasangan hidup, atau hanya sebagai belahan jiwa yang tak bisa hidup satu atap."
Gelembung kaca di mata Calvin pecah. Tertahan sejenak, lalu turun pelan-pelan.
"Kita tidak tahu sampai dimana jodoh kita." desah Dinda.
"Tapi aku selalu ingat firman Allah. Setelah ada kesulitan, selalu ada kemudahan. Tetap kuat, malaikat tampan bermata sipitku."
** Â Â
Paris van Java, 1 Juni 2018
Tulisan cantik, ditulis dengan kesedihan dan ketegaran.
** Â Â Â Â
https://www.youtube.com/watch?v=QIOXSjl2vsw