Second, terjebak dalam keadaan darurat. Misalnya wanita butuh bantuan pria. Kondisinya begitu mendesak, sementara si pria belum tahu apa yang terjadi. Otomatis harus telepon duluan kan? Bagaimana pria mau tahu kalau tidak di-contact duluan? Atau sebaliknya, bila terjadi sesuatu pada pria dan dia tak mampu menelepon lebih dulu. Wanita bisa meneleponnya duluan untuk memastikan dan memberi bantuan bila memungkinkan.
Third, memuluskan pendekatan. Di masa-masa pendekatan, di saat itulah yang paling menentukan ke arah mana suatu hubungan akan dibawa selanjutnya. Ketika pendekatan, diperlukan komunikasi yang intens untuk memudahkan pria dan wanita dalam mengambil keputusan. Bagaimana mau ambil keputusan kalau komunikasi saja tidak dibangun? Bagaimana mau menjatuhkan pilihan jika tidak saling mengenal lebih dalam? Tak ada salahnya wanita menelepon pria untuk memuluskan jalan pendekatan dengan pria.
Ya, begitulah. Balik lagi ke diri pria dan wanita. Tujuan menelepon ini untuk apa, dan dalam situasi apa. Sebab yang paling tahu hanya mereka yang menjalaninya. Namun, letak keberanian dan pembuktian ada di tangan pria. Sebelum wanita, prialah yang harus lebih dulu membuktikan jika dirinya benar-benar pria sejati yang layak untuk wanita. Kompasianers, kalian sendiri lebih pilih menelepon duluan atau ditelepon duluan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H