Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Spesial] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Sepotong Hati Menanti Cinta

15 Maret 2018   18:22 Diperbarui: 15 Maret 2018   18:26 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada cinta yang sejati

Ada sayang yang abadi

Walau kau masih memikirkannya

Aku masih berharap kau milikku

Masih berharap kau untukku (Isyana Sarasvati-Masih Berharap).

**     

Di hari berhujan itu, Dinda menangis. Menyalahkan hatinya sendiri. Menyalahkan cinta yang datang tanpa permisi. Memendam pedih atas takdir yang mendera.

"Mengapa harus begini?" isaknya, menggenggam tangan Calvin erat.

Dinda dan Calvin berdiri bersisian di balkon rumah sakit. Keduanya berpegangan tangan. Begitu erat, begitu hangat, begitu lama.

"Cinta tak bisa disalahkan, Dinda." Calvin berujar lembut. Membelai rambut Dinda. Meraih tubuhnya, memeluknya.

"Jangan...jangan peluk aku. Aku tak mau menyakiti hati istrimu. Sudah cukup kamu menyatakan cinta dan membantuku membiayai perawatan ibu tiriku. Sudah, sudah cukup."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun