Memangnya mudah menulis cantik? Jawabannya: berat dan tidak mudah. Perlu kerja keras dan pemikiran lebih untuk menyusun tiap tulisan hingga menjadi cantik dan punya ciri khas. Lalu setelah bekerja keras, berpikir, dan berlelah-lelah menulis, disalahkan begitu saja dengan to the point oleh orang yang dekat? Sampai di sini Young Lady hanya bisa menyesali.
Berkomentar ada seninya. Membetulkan kekeliruan juga ada seninya. Benarkanlah dengan halus. Biar menghangatkan hatinya, sebutlah dulu namanya. Bermain kata dengan cantik dan halus nampaknya layak dipertimbangkan.
Sebab kita tidak tahu, bagaimana proses kreatif individu dalam menulis atau menciptakan sebuah karya. Jika karya yang susah payah dibuat lalu disalahkan dengan cara yang tidak enak, muncullah rasa tidak dihargai dan tidak diinginkan.
Actually, sekarang ini Young Lady sedang tak bergairah untuk menulis. Tapi terlanjur kecewa. Ya tulis saja dengan cantik.
Refleksinya, pahamilah proses kreatif orang lain dalam berkarya. Bila ingin mengkritik atau membetulkan, lakukan dengan cara halus. Kritik yang membangun itu bagus, tapi tetap hati-hati agar tidak mengecewakan atau menyakiti individu yang ingin kita kritik.
Kompasianer, Young Lady cantik selalu salah. Iya kan?
** Â Â Â
Paris van Java, 12 Maret 2018
Tulisan cantik, memendam kecewa yang tertahan.