Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Basuki Tjahaja Purnama Ajukan PK, Apa Salahnya?

1 Maret 2018   05:47 Diperbarui: 1 Maret 2018   07:10 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buat kalian para radikalis garis keras, mau membantah? Cobalah buka mata hati kalian. Mengajukan PK jauh lebih terhormat dibandingkan menghindari kasus hukum dengan menabrak tiang listrik dan lari ke Timur Tengah dengan alasan umrah selama satu setengah tahun. Orang terhormat akan bertindak dan berbuat dengan cara terhormat pula.

Mungkin Pak Basuki Tjahaja Purnama masih berharap seperti kata lagunya Isyana Sarasvati, untuk dibebaskan dan mendapat keadilan. PK yang diajukan adalah cara terhormat untuk mendapatkannya. Cara terhormat itu harus kita apresiasi dan kita dukung, bukannya diprotes.

Ingin protes lagi? Ingin gelar aksi 212, 313, 411 jilid 2 dan selanjutnya? Silakan saja. Tapi keadilan tetap akan berbicara. Saat keadilan bicara, kita tahu mana yang benar dan salah. Kalaupun tak ada keadilan di dunia, keadilan di akhirat akan berbicara.

Bicara soal aksi-aksi konyol dan wasting time ini, Young Lady jadi ingat kejadian dua tahun lalu. Saat itu beberapa mahasiswa yang duduk di dekat Young Lady sibuk berdiskusi mengenai aksi 411. Salah satu mahasiswa yang dikenal alim, cerdas, dan disukai banyak akhwat berhijab syar'i memengaruhi teman-temannya untuk ikut aksi tersebut.

 Dalil-dalil agama ia kemukakan. Akhwat berhijab di samping Young Lady, yang memang menyukai ikhwan sok alim itu, langsung mendukung. Maunya sih cari perhatian. Tapi sebaliknya, Young Lady tertawa angkuh dan buru-buru pergi. 

Sengaja memutar dengan anggun di depan mereka, hingga ujung gaun cantik berpotongan mewah berwarna soft pink yang dikenakan Young Lady berdesir lembut. Konyol dan tidak ada gunanya melakukan aksi-aksi itu, pikir Young Lady. 

Kelihatan sekali kalau mahasiswa-mahasiswa yang terlibat di dalamnya termasuk golongan "Muslim fanatik yang menyebalkan" menurut istilah Young Lady cantik. Islam yang sok fanatik, sok alim, sok benar, dan merasa paling suci.

Itu hanya cerita kecil saja tentang betapa tidak setujunya Young Lady cantik pada aksi-aksi tersebut. Toh gelaran aksi macam itu banyak muatan politiknya.

Bicara tentang politik, kembali ke masalah pengajuan PK. Bilapun ada tujuan politiknya di sini, misalnya Basuki Tjahaja Purnama akan maju di Pilpres 2019, itu bagus sekali. Syukur-syukur mendampingi Jokowi. 

Mereka akan menjadi pasangan Capres-Cawapres yang super. Ideal yes, charming yes, kece yes. Dibandingkan Wiranto, Prabowo, Anies, AHY, atau yang lain-lainnya, Basuki Tjahaja Purnama bisa menjadi pasangan yang sempurna untuk mendampingi Jokowi dalam Pilpres 2019 nanti.

Kompasianer, PK itu tidak salah, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun