Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Spesial] Mata Pengganti, Pembuka Hati, Saat Menakutkan Itu Tiba

20 Februari 2018   06:11 Diperbarui: 20 Februari 2018   08:00 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Berhenti, Adica." kata Calvin perlahan.

Spontan Adica menghentikan laju kursi roda. Menatap kakaknya penuh tanya.

"Kenapa, Calvin?"

"Aku tidak mau pakai kursi roda,"

"Tapi..."

"Aku kuat. Aku masih bisa berjalan sendiri."

Syifa menautkan alisnya. Dokter Rustian mulai cemas. Sementara Adica menatap Calvin tajam.

"Mampukah seorang penderita kanker ginjal yang kelelahan selesai kemoterapi dan cuci darah berjalan sendiri?" tanya Adica ragu.

"Aku bisa. Jangan terlalu banyak khawatir."

Sesaat si anak tengah yang sangat sayang pada kakaknya itu ingin mendebat. Namun Syifa memberinya tatapan memohon. Adica menyerah. Mengawasi dengan cemas saat Calvin bangkit dari kursi rodanya.

"Kak Calvin, are you ok?" Syifa berbisik lembut, sorot matanya memancarkan kekhawatiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun