Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Spesial] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Berbagi Kasih, Berbagi Cinta

7 Februari 2018   05:14 Diperbarui: 7 Februari 2018   13:42 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuatu yang indah

Terlahir dari rasa

Dan rasa itu karunia Illahi (Andi Arsyil, Oki Setiana Dewi, Marshanda, Kolidi Asadil Alam-Dari Sujud Ke Sujud).

**       

Alphard itu melaju menembus keremangan pagi. Berbelok di tikungan depan kompleks perumahan. Meluncur mantap di jalan raya yang masih sepi. Jumat pagi begini, biasanya ruas jalan depan kompleks tempat tinggalnya jauh lebih lengang.

Tujuan pertamanya adalah masjid. Masjid besar yang bergandengan mesra dengan gereja dan vihara. Ketiga tempat ibadah itu berdiri berdampingan tanpa kendala. Tenang, anggun, dan toleran.

Turun dari mobil, ponselnya berdering. Telepon dari gadis itu lagi.

"Calvin...kamu masih bosan menulis ya? Kamu tahu, banyak pembaca media itu yang menunggu tulisanmu. Tuh lihat, komentar terakhir mereka di artikelmu tentang bit coin. Oh ya, kamu sudah shalat Subuh?"

Luar biasa My Lovely Silvi, pikir Calvin geli bercampur gemas. Gadis cantik berdarah campuran Sunda-Inggris itu berbicara sangat cepat dengan artikulasi yang jelas. Tidak terpeleset sama sekali. Mungkin karena insting bawaannya sebagai penyiar radio, MC, dan story teller.

"Iya, Silvi. Aku libur menulis ya? Dan libur membacakan lanjutan buku itu untukmu." Calvin berkata lembut, tersenyum kecil.

"I see. That's ok. Sudah shalat?" ulang Silvi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun