Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mata Pengganti, Pembuka Hati (3)

8 Oktober 2017   06:27 Diperbarui: 8 Oktober 2017   06:47 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beri ku sedikit waktu

Tuk buktikan diriku yang pantas mencintai dirimu (Calvin Jeremy-Utuh).

Cukup satu lagu. Ya, satu lagu saja sudah membuat Calvin berhasil merebut hati para pengunjung cafe. Para tamu, khususnya tamu wanita, dibuat kagum oleh penampilan si penyanyi baru. Sejak tadi siang, telah beredar rumor bahwa akan ada penyanyi baru di cafe ini. Ternyata benar. Kehadiran si penyanyi baru langsung merebut atensi semua orang.

Bukan hanya karena suara bassnya yang empuk dan merdu. Ketampanannya pun di atas rata-rata. Jangankan saat tersenyum, tanpa senyum sekalipun Calvin tetaplah menawan. Calvin Wan beruntung dianugerahi wajah oriental yang tampan.

Usai lagu pertama, cafe dipenuhi suara tepuk tangan. Mulailah para pengunjung cafe mencari perhatian. Salah satunya dengan cara request. Calvin hafal banyak sekali lagu. Menjadi penyanyi cafe sama sekali bukan hal sulit baginya.

Sekejap saja Calvin menjadi idola baru. Pakaian yang membalut tubuh semampainya malam ini terkesan sederhana tapi tetap rapi. Bukan pakaian branded, justru kelihatan sederhana. Namun kesan elegan tak lepas dari sosoknya. Calvin mampu membawa diri. Di sini, dia adalah penyanyi cafe. Bukan model, bukan pula general manager. Lagi pula, Calvin ingin menyamarkan identitasnya. Demi kelancaran rencana.

Request demi request dipenuhinya dengan senang hati. Bahkan ada salah satu pengunjung yang memintanya menyanyikan lagu berbahasa Mandarin. Lagi-lagi, itu bukan masalah. Bakat bermusik dipadu dengan kecerdasan linguistik memudahkan segalanya.

Tebar pesona, itulah yang sedang dilakukan Calvin. Langkah pertama dari rencananya. Penyamarannya sukses besar. Cukup banyak pengunjung cafe yang memberikan tip. Sama seperti Revan, Calvin pun akan digaji oleh si pemilik cafe. Jumlah gaji mereka sama. Tak ada pilih kasih sama sekali.

Cafe yang terkenal dengan sajian pasta ini mendadak lebih ramai dari biasa. Rupanya, para pengunjung cafe-yang sebagian besar generasi milenial itu-sengaja check in di Path dan posting foto di Instagram. Pokoknya mereka update di semua sosial media tentang hadirnya penyanyi baru yang penuh pesona. Alhasil, followers mereka penasaran. Tak sedikit yang membuktikan dengan datang sendiri ke cafe. Ingin melihat langsung si penyanyi charming.

Tak ragu lagi dengan ketampanan si penyanyi baru, para followers yang penasaran itu pun ikut mengunggah status ke sosial media. Begitulah seterusnya. Sampai cafe ini tak pernah sepi pengunjung. Tiap kali ada yang pergi, lebih banyak lagi yang datang.

Datangnya para pengunjung memberi keuntungan tersendiri bagi Calvin. Dalam waktu relatif singkat, ia mengantongi pemasukan tambahan yang tidak terduga. Awalnya iseng, hanya bagian dari rencana, ternyata menghasilkan keuntungan double.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun