Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terima Kasih untuk Semua Kenangan Indah Bersamamu

8 September 2017   06:12 Diperbarui: 9 September 2017   11:30 2206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Andai Luna tahu, Calvin selalu memperhatikannya. Tak pernah lelah mempedulikannya. Selalu menyebut nama Luna dalam doa-doanya.

Rumah bergaya Mediterania yang ditempati Calvin serasa terlalu besar. Seharusnya ia menempati rumah ini bersama Luna. Tak ada anak dalam pernikahan mereka. Entah, padahal semuanya baik-baik saja.

Benarkah semuanya baik-baik saja? Apakah alasan sebenarnya Calvin menceraikan Luna? Jelas bukan karena wanita lain, sebab hingga kini Calvin masih sendiri.

Malam-malam yang dilewatinya tanpa Luna begitu berat dan sunyi. Seperti malam ini. Calvin tenggelam dalam kesepian dan kehilangan. Bermain piano dapat menjadi media pelepasan bebannya.

Celakanya, piano ini mengingatkannya pada Luna. Luna selalu menyukai permainan piano dan lagu-lagu yang ia nyanyikan. Sekarang semuanya telah berubah. Luna tak lagi bersamanya. Luna berhak mendapat kebahagiaan sejati. Mana mungkin Calvin memberi Luna kebahagiaan sejati dengan kondisinya saat ini.

Tanpa sengaja, tertatap olehnya setumpuk amplop berlogo rumah sakit di samping piano. Amplop-amplop penentu kondisinya. Luna tak pernah tahu akan adanya sejumlah amplop itu. Calvin begitu pintar menyembunyikannya.

Calvin menatap nanar logo rumah sakit yang tertera di sudut kanan amplop. Semua kesedihan ini bermula dari sana. Jika bukan karena Kardiomiopati yang dialaminya, sampai sekarang ia masih bisa bersama Luna. Kardiomiopati telah menamatkan kisah cintanya. Membuyarkan semua kenangan indahnya dengan belahan jiwa. Terlebih kondisi yang dialaminya cukup langka, Hypertrofic Cardyomyopathy. Ada masalah di bagian ventrikel kiri jantungnya. Komplikasi terparah adalah gagal jantung.

Calvin tak ingin membawa Luna dalam kesedihan yang sama. Cukup dirinya sendiri yang merasakannya. Ia tak mau membawa-bawa Luna dalam penderitaan.

Dialihkannya tatapan dari tumpukan amplop berisi hasil medical check up itu. Melihatnya sama saja menambah dosis kesakitan dalam luka batinnya. Kedua tangan Calvin bergerak cepat di atas tuts piano. Mencari pelampiasan dalam alunan musik dan lagu.

Saat diriku mencari

Dan ternyata ku sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun