Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terima Kasih untuk Semua Kenangan Indah Bersamamu

8 September 2017   06:12 Diperbarui: 9 September 2017   11:30 2206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sayang, ada yang ingin kutunjukkan padamu." Calvin memulai, raut wajahnya lebih serius dari sebelumnya.

"Apa yang ingin kamu tunjukkan padaku?"

Sebagai jawaban, Calvin menyerahkan sebuah amplop. Diliputi tanda tanya, Luna membukanya. Menarik selembar kertas tebal dari dalamnya. Mengurai lipatan kertas, membaca tulisan yang tertera di dalamnya.

Semenit. Tiga menit. Lima menit. Tujuh menit, mata Luna membesar ketakutan. Kertas yang dipegangnya tak lain sebuah surat. Bukan surat tanah, surat obligasi, atau surat-surat berharga lainnya. Melainkan dokumen yang paling ditakuti semua pasangan yang sudah menikah: surat perceraian atas nama Calvin Wan dan Luna Aurelia.

"Calvin, apa maksudnya ini?" tanya Luna. Suaranya bergetar menahan gejolak emosi di hatinya.

"Aku ingin kita bercerai, Luna." jawab Calvin lirih.

"Kenapa, Calvin?! Kenapa kamu ingin menceraikanku?! Setelah tahun-tahun yang kita lewati bersama!" Luna setengah berteriak. Matanya berkaca-kaca.

Calvin menundukkan wajah. Ia tak bisa melihat istrinya bersedih. Terlebih bersedih karena dirinya.

"Kita harus bercerai, Luna...harus. Sudah tak mungkin lagi mempertahankan pernikahan ini." Calvin berujar lembut.

"Jelaskan padaku, Calvin! Apa alasannya?!" hardik Luna. Wajahnya memerah menahan amarah dan kesedihan.

"Aku sudah tidak bisa mencintaimu lagi, Luna." Saat mengatakan itu, Calvin menghindari pandangan Luna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun