Dalam hypnotherapy, terdapat satu langkah yang melibatkan teknik katarsis. Seperti dijelaskan Charles Tebbet dalam bukunya, Miracles on Demand, terdapat empat langkah terapi. Posthypnotic suggestion & immagery, release emosi, discovering the root cause, re-learning and re-writing history. Saat release emosi itulah terjadi proses katarsis dimana emosi yang terpendam dilepaskan. Hypnotherapy sendiri memanfaatkan kondisi hipnotic state atau trance. Ketika memasuki tahap release emosi, klien akan mengalami proses katarsis. Perasaan dan emosinya yang semula terpendam mulai dilepaskan.
Katarsis sangat baik untuk menekan risiko penyakit Psikosomatis, stress, dan depresi. Lalu, apa hubungannya katarsis dengan benda kesayangan? Komunikasi dengan benda kesayangan merupakan salah satu media katarsis. Tanpa kita sadari, ketika kita memeluk, mencium, membelai, dan mengajak bicara benda kesayangan, kita sedang melakukan teknik katarsis. Medianya adalah benda kesayangan itu sendiri.
Pelepasan beban, perasaan, dan emosi sedang berlangsung ketika kita berkomunikasi dengan benda kesayangan. Benda kesayangan dapat menjadi media katarsis yang paling mudah dan dekat untuk dijangkau dengan kita. Misalnya saat kita kesepian dan tak punya teman curhat, kita bisa lakukan teknik katarsis dengan benda kesayangan kita. Bagi mereka yang tidak terlalu suka mengekspos kehidupannya di medsos dan cenderung sulit mempercayai orang lain, benda kesayangan layak dijadikan media katarsis. Begitu juga untuk orang-orang yang tidak suka menulis, katarsis saja dengan benda kesayangan.
Eits, jangan lupa. Selain menjadikannya media katarsis, rawatlah benda kesayangan kita. Rajinlah mencuci dan membersihkannya. Jagalah benda kesayangan kita agar tidak rusak. Perlakukan benda kesayangan kita dengan lembut. Jangan memukul, merusak, melempar, menginjak, mematahkan, menghancurkan, atau menjadikan benda kesayangan sebagai pelampiasan emosi negatif.
Kompasianer, apakah benda kesayangan kalian?
Paris Van Java, 2 September 2017
Hanya artikel kecil yang ditulis sambil menunggu seseorang bangun dari tidurnya. Saya mulai memahami kebiasaannya, dan saya menunggu dia bangun untuk mengucapkan terima kasih serta mengirimkan lagu untuknya. Berikanlah perhatian, sekecil apa pun. Sebab perhatian dan kasih sayang yang tulus bernilai kebaikan bagi pemberi dan penerimanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H