Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memberi Pujian, Pentingkah?

31 Agustus 2017   06:03 Diperbarui: 31 Agustus 2017   16:14 5493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Reinhart adalah sahabat Clara. Mereka begitu dekat dan saling mengerti satu sama lain. Clara sangat menyayangi Reinhart, begitu pula sebaliknya.

Bersama Reinhart, Clara bahagia. Wanita cantik yang sering kali merasa kesepian itu mulai menemukan kebahagiaan dan harapan baru. Perhatian-perhatian Reinhart dibalasnya dengan kelembutan, kepedulian, dan kasih sayang yang tulus. Dalam hati, Clara bersyukur bisa mengenal Reinhart. Ia yakin, siapa pun wanita yang terpilih menjadi istri Reinhart pastilah wanita yang beruntung. Lama bersahabat, Reinhart tak pernah mengungkapkan status pernikahannya pada Clara. 

Sedangkan Clara lebih memilih hidup sendiri tanpa pasangan meski ia sudah mencoba membuka hati. Penyebab Clara tak mau menikah karena ia takut seks dan takut dipoligami. Selain itu, Clara mempunyai satu kelemahan yang akan sulit diterima pria mana pun. Terkadang Clara takut bila ia menjadi perusak rumah tangga orang lain. Kekhawatiran terbesarnya adalah, suatu saat istri Reinhart mendatanginya dan ia kehilangan persahabatan dengan Reinhart. Clara merasa dirinya bukan sahabat yang baik untuk Reinhart. Pasalnya Reinhart tidak terbuka padanya. Sementara Clara sudah mulai terbuka pada Reinhart. 

Sebenarnya, Clara ingin bicara dari hati ke hati dengan Reinhart. Namun ia takut bila dirinya dan Reinhart saling menjauh serta saling membatasi bila sudah mengetahui kenyataan yang terjadi. Terlebih Clara dan Reinhart terpaut usia yang cukup jauh serta berbeda keyakinan. Praktis Clara dan Reinhart hanya bisa terjebak dalam zona persahabatan tanpa saling membicarakan status. Clara sudah terlanjur nyaman dan respek dengan Reinhart. Entah bagaimana yang dirasakan Reinhhart padanya.

Clara tipikal gadis yang romantis. Jika ia benar-benar cinta, akan ia katakan cinta. Jika sungguh-sungguh sayang, ia tak segan mengungkapkannya. Termasuk bila ia menyukai atau mengagumi satu hal, ia tak ragu melempar pujian. Kata cinta, ungkapan sayang, dan pujian ia layangkan pula pada Reinhart.

Pujian-pujian Clara pada Reinhart selalu beralasan. Ia takkan pernah memuji jika tak ada alasan yang kuat. Clara pandai menempatkan pujian pada waktu dan kesempatan yang tepat.

Ia memuji Reinhart dengan tulus. Tak ada maksud negatif di balik pujiannya. Clara terkesan pada kecerdasan dan kepribadian Reinhart.

Terlahir sebagai anak tunggal membuat Clara kesepian. Tak heran ia menghargai setiap orang yang masuk ke dalam kehidupannya. Termasuk Reinhart. Salah satu cara Clara menghargai kebaikan, kesabaran, dan konsistensi Reinhart dengan pujian.

Ilustrasi di atas menjelaskan pentingnya memberi pujian. Kompasianer, sebenarnya apa itu pujian?

Asal kata pujian dari kata puji. Menurut KBBI, puji sendiri berarti pernyataan rasa pengakuan dan penghargaan yang tulus akan kebaikan/keunggulan sesuatu.

Melihat definisi di atas, pujian diberikan sebagai bentuk penghargaan. Kita bisa menghargai kebaikan, keunggulan, bakat, prestasi, kecerdasan, pemikiran, dan ide orang lain dengan memberi pujian. Selain itu, pujian dapat diartikan sebagai bentuk pengakuan. Kita mengakui kehebatan orang lain melalui pujian.

Pentingkah memberi pujian? Tentu saja penting. Pujian dapat menjadi motivasi bagi orang lain. Motivasi agar berusaha lebih baik lagi.

Di samping itu, pujian dapat membuat seseorang lebih dihargai. Usaha, kebaikan, dan kecerdasannya dihargai orang lain. Seperti disebutkan di awal, pujian merupakan pernyataan yang menunjukkan rasa penghargaan.

Manfaat lain dari pujian adalah meningkatkan kepercayaan diri. Orang yang mulanya underestimate, tidak mengakui kelebihan diri sendiri, dan tidak percaya pada kemampuannya sendiri, akan lebih percaya diri saat menerima pujian.

Pujian dapat pula membuat orang lain bahagia. Saat menerima pujian, hati seseorang lebih bahagia. Merasa diri mereka dihargai, disayangi, dan dicintai.

Tak hanya menyenangkan hati orang lain. Pujian bisa menjadi obat bagi hati yang terluka. Kita dapat memulihkan sakit hati lewat pujian. Ketika orang lain sedih, terpuruk, kehilangan kepercayaan diri, dan menyalahkan diri sendiri, berikan pujian. Pujian yang kita berikan dapat membuat orang melihat sisi positif dalam dirinya. Pujian membuat orang lain berhenti menyalahkan dirinya sendiri.

Banyak manfaat memberi pujian. Sayangnya, masih banyak orang yang enggan memberikan pujian pada orang lain. Bisa karena gengsi, tidak mau mengakui kelebihan orang lain, iri pada kelebihan orang lain, dan berusaha menutupi kekurangan diri sendiri. Orang lebih mudah mengkritik dan menghujat dari pada memuji. Jika dipikir-pikir, tak ada salahnya memuji. Apa ruginya membahagiakan orang lain dengan pujian?

Mengapa masih banyak orang yang gengsi untuk memberikan pujian? Akui dan hargai saja kelebihan orang lain, jangan ragu dan malu-malu.

Pemberi dan penerima perlu memperhatikan hal-hal ini terkait dengan pujian.

  1. Jangan melakukan sesuatu untuk mendapat pujian

Benar bila salah satu tujuan pujian untuk memotivasi. Memotivasi agar si penerima pujian berusaha lebih baik lagi. Akan tetapi, jangan pernah melakukan sesuatu hanya karena ingin dipuji. Bermake up, berbuat baik, berprestasi di sekolah/kampus, mencapai karier cemerlang di kantor, hanya untuk mendapat pujian. Sebaiknya jangan sampai hal itu terjadi. Berbuat baik dan berprestasi bukan untuk mendapat pujian, melainkan untuk diri sendiri dan orang lain. Pujian hanyalah bonus dan penghargaan. Jangan jadikan pujian sebagai tujuan utama.

  1. Pujilah dengan alasan dan kesempatan yang tepat

Setiap tindakan harus disertai alasan yang kuat. Perbuatan sekecil apa pun, harus ada alasan kuat yang mendasarinya. Tak terkecuali memberi pujian. Berilah pujian pada orang lain karena mereka memang benar-benar baik dan layak dipuji. Jangan memuji tanpa alasan atau karena tak enak hati pada orang lain. Jadikan pujian kita beralasan. Jika pantas dipuji, pujilah. Jika tidak, janganlah memuji.

  1. Berikan pujian dengan tulus

Sebaik-baik pujian adalah yang tulus, datangnya dari hati. Berilah pujian dengan tulus dan penuh kasih. Jangan memuji agar mengharapkan diri kita lebih baik di mata orang lain. Jangan pula memuji dengan harapan kita akan mendapat pujian kelak. Ingatlah, pujian bukan untuk diri sendiri. Melainkan untuk orang lain.

  1. Seimbangkan pujian dengan kritikan

Hidup dengan pujian saja tidak cukup. Begitu juga hidup hanya dengan kritikan. Cobalah menyeimbangkan keduanya. Kritik yang disertai pujian jauh lebih baik. Pujian dengan kritikan di dalamnya pun baik. Kritikan berfungsi sebagai sarana introspeksi dan koreksi diri, pujian digunakan sebagai motivasi. Jangan hanya suka mengkritik. Mulai sekarang, cobalah memberi pujian dengan tulus.

  1. Tetaplah rendah hati

Bagi penerima pujian, tetaplah rendah hati. Pujian bukan alasan untuk sombong dan narsis. Justru kita tetap harus rendah hati setelah dipuji. Tetaplah kuat dan jangan jatuh dalam kesombongan. Orang yang kuat tidak akan jatuh dalam kesombongan.

Kompasianer, siap untuk memberi pujian dengan tulus?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun