Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Harapkan Dia Kembali

11 Agustus 2017   06:21 Diperbarui: 16 Agustus 2017   01:21 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Poor dad and rich dad are different."

Saat mengatakan itu, Tuan Calvin teringat buku karya seorang pengusaha bernama Robert T. Kiyosaki yang pernah dibacanya. Buku itu terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama 'Rich Dad and Poor Dad'. Bagian kedua 'Cashflow Quadran'. Tuan Calvin suka buku itu. Di sana ia tahu bagaimana cara ayah yang kaya dan ayah yang miskin dalam mendidik anak. Pola pendidikan mereka sangat berbeda.

Sementara Syarif hanya bisa mengerutkan alis. Namun di saat bersamaan merasa sedih. Tuan Calvin jelas lebih pintar dan lebih segala-galanya dibandingkan dirinya.

"Kamu hanyalah ayah yang miskin, Syarif. Bagiku, ayah yang miskin tidak ada gunanya. Mereka tak bisa mendidik anak dengan baik."

Kalimat-kalimat Tuan Calvin menghantam kuat hati Syarif. Seperti itukah ayah angkat Clara? Ternyata Clara dirawat oleh seseorang yang arogan.

"Aku memang miskin...aku bukan ayah yang kaya sepertimu." Syarif berkata, suaranya tercekat emosi dan kemarahan.

"Tapi aku punya hati. Aku punya cinta."

"Cinta? Hati? Tidak cukup, Syarif. Membesarkan anak butuh materi." tukas Tuan Calvin sinis.

"Setidaknya cintaku lebih berharga dari cintamu." Getaran amarah terdengar jelas. Syarif mulai kehabisan kesabaran menghadapi ayah angkat Clara ini. Cinta Tuan Calvin adalah cinta obsesif. Cinta Syarif untuk Clara adalah cinta yang sejati. Cinta yang merelakan, mengikhlaskan, dan melepaskan.

"I love Clara unconditionally. Tak perlu alasan apa pun bagiku untuk mencintaiku. Aku mencintainya tanpa syarat. Dan jelas sekali aku mampu membesarkannya."

Syarif menghela nafas panjang. Perasaannya kacau. Sedih, menyesal, marah, dan kecewa. Harga dirinya jatuh. Di depan Tuan Calvin, Syarif merasa dirinya tak berguna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun