Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saat Kuperbaiki Diriku

10 Agustus 2017   06:01 Diperbarui: 11 Agustus 2017   10:07 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

E-mail yang diterimanya malam itu mengganggu pikirannya. Undangan reuni lagi. Haruskah ia menolak untuk kesekian kali?

Reuni, sesuatu yang sudah lama dihindari Tuan Calvin. Tak sedikit undangan reuni yang datang. Entah itu reuni angkatan di sekolah, universitas, dan kawan-kawan satu organisasi sekolah serta sesama personel grup musik yang pernah dipimpinnya dulu. Semua undangan itu ia tolak.

Kebanyakan orang menolak datang ke reuni dengan alasan malu. Malu lantaran tidak sesukses teman-temannya. Seakan reuni hanya menjadi ajang pamer kesuksesan. Menyimpang dari tujuan aslinya.

Bisa saja Tuan Calvin datang memenuhi undangan reuni dari teman-temannya. Namun ia tak siap menghadapi pertanyaan tajam dan menyakitkan itu.

"Anaknya sudah berapa?"

Sungguh, Tuan Calvin tak pernah siap dengan pertanyaan itu. Praktis ia tidak pernah datang ke acara reuni mana pun. Absen dari acara bukannya tanpa kontribusi. Sebagai ganti, Tuan Calvin selalu menjadi donatur terbesar tiap kali teman-temannya mengadakan reuni. Ia menebus kesalahan dengan membiayai sebagian besar kegiatan. Teman-temannya memaklumi. Mereka tak pernah lupa mengundang Tuan alvin meski tahu hasil akhirnya.

Malam ini, ia kembali menerima e-mail berisi undangan reuni. Kali ini dari Anastasia, mantan anggota grup musiknya. Tuan Calvin langsung membalasnya tanpa ragu. Dengan halus meminta maaf, lalu mentransfer uang untuk mendukung pelaksanaan acara.

Urusannya telah selesai. Tetap saja ia belum menutup aplikasi e-mail. Menatap sedih layar laptopnya. Sampai kapan pun, rasanya Tuan Calvin takkan siap menghadapi acara reuni. Belasan kesempatan untuk bertemu kembali dengan teman lama terlewatkan begitu saja. Hanya karena rasa sakit dari sebuah vonis: infertilitas.

Mereka tak tahu bagaimana rasanya menjadi Calvin Wan. Priaa yang dari luar terlihat sempurna. Tampan, punya karier bagus, cerdas, dan berbakat. Hingga kini, masih banyak wanita yang jatuh hati pada Tuan Calvin walau dirinya sudah menikah. Sayangnya, Tuan Calvin mempunyai kelemahan yang sulit diterima kebanyakan wanita.

Kini ia sudah memiliki Clara. Meski begitu, hati Tuan Calvin masih diliputi keraguan. Teman-temannya pasti akan tahu siapa Clara. Tuan Calvin menjaga Clara dari hal yang tak diinginkan.

Pria tampan berwajah oriental itu kembali membaca e-mail dari Anastasia. Keputusan sudah diambil. Bukan waktunya lagi untuk menyesal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun